Malaysia didesak setop tangkap buruh migran tak berdokumen

Penangkapan tersebut mengakibatkan perlakuan tak manusiawi kepada buruh migran yang ditahan di pusat tahanan sementara.

Aksi Koalisi Buruh Migran Berdaulat di depan Kedubes Malaysia untuk Indonesia di Jakarta, Kamis (25/11/2021). Dokumentasi KBMB

Perempuan buruh migran hingga kini masih terus mengalami kerentanan dan ancaman berlapis dari proses perekrutan hingga di pusat tahanan sementara (PTS) di Sabah, Malaysia. Ini berdasarkan investigasi yang dilakukan Koalisi Buruh Migran Berdaulat (KBMB).

KBMB mengungkapkan, seorang buruh migran yang tengah hamil meninggal dunia akibat perlakuan yang tak manusiawi di pusat penahanan sementara. Korban sebelumnya diamankan otoritas Sabah saat melakukan operasi yustisi terhadap buruh migran tak berdokumen di perbatasan, perkebunan, dan perkotaan.

Razia tersebut dilakukan dengan dalih menurunkan kasus penularan Covid-19. Faktanya, yang terjadi justru klaster penularan di pusat penahanan meningkat dan tanpa fasilitas kesehatan (faskes) yang memadai.

Sejak Januari-November 2020, otoritas Sabah telah menangkap setidaknya 12.800 buruh migran tak berdokumen. Padahal, hanya 7.673 tahanan imigrasi yang berhasil dideportasi. 

"Tingginya jumlah penangkapan dibanding jumlah deportasi menjadi salah satu penyebab berbagai pusat tahanan menjadi semakin penuh sesak,” demikian tulis KBMB dalam keterangannya, Kamis (25/11).