Mengapa Hizbullah-Israel masih belum mau bertempur total

Jika perang di Gaza tetap terkendali, Hizbullah tidak akan ikut campur.

Lebanon telah menyaksikan demonstrasi pro-Palestina yang diselenggarakan oleh Hizbullah sejak peluncuran perang Israel terhadap Hamas di Gaza pada 7 Oktober. (AN photo/ Marwan Tahtah)

Lonjakan kekerasan perbatasan terbaru antara Hizbullah Lebanon dan Israel telah memicu kekhawatiran bahwa perang di Gaza masih dapat memicu konflik yang lebih luas di Timur Tengah.

Pada hari Sabtu, Israel dilaporkan menyerang sebuah pabrik aluminium di Lebanon selatan sekitar 15 km dari perbatasan, sementara Hizbullah mengklaim telah menembak jatuh drone Hermes 450 Israel dan melancarkan lima serangan lainnya.

Baku tembak baru-baru ini merupakan salah satu yang terparah sejak perang antara Israel dan Hizbullah pada musim panas tahun 2006, yang menyebabkan pemerintah Beirut harus mengeluarkan rancangan undang-undang rekonstruksi yang sangat besar dan menjadikan milisi yang didukung Iran tetap berada di dalam struktur negara tersebut.

“Saat ini sangat jelas bahwa Hizbullah dan Iran sama-sama memiliki preferensi untuk menghindari konfrontasi langsung yang lebih besar dengan Israel,” Firas Maksad, peneliti senior di Middle East Institute, mengatakan kepada Arab News.

“Mereka malah mengatur apa yang bisa disebut sebagai ‘perang zona abu-abu’, bukan berarti gencatan senjata atau kebuntuan total, tapi juga bukan perang penuh.”

Hal ini merupakan keunggulan yang dimiliki oleh Iran dan Hizbullah, serta sekutu paramiliter mereka di seluruh kawasan, menurut Maksad.