Murkanya warga Israel ke pemerintahan Netanyahu

"Mereka menjelaskan kepada kami terlebih dahulu bahwa operasi darat akan membawa kembali para korban penculikan. Itu tidak berhasil."

Keluarga para sandera Israel mengangkat plakat bergambar kerabat mereka. Foto Alberto Pizzoli-AFP via Getty Images

Kemarahan yang meningkat terhadap pemerintah Israel meluas ke jalan-jalan Tel Aviv pada hari Sabtu (16/12). Protes membesar setelah diketahui bahwa pasukan militer (IDF) secara keliru telah membunuh tiga sandera di Gaza yang “mengibarkan bendera putih.”

Di sebuah alun-alun di pusat kota Tel Aviv yang dikenal sebagai “Lapangan Penyanderaan,” Raz Ben Ami, yang dibebaskan dari penahanan akhir bulan lalu, mengatakan kepada ratusan orang bahwa dia telah “memperingatkan” pemerintah Israel bahwa operasi militer di Gaza menyandang risiko dan “sayangnya” sudah terbukti benar.

Emosi memuncak sehari setelah tersiar kabar bahwa tiga sandera Yotam Haim, Samer Talalka, dan Alon Shamriz dibunuh oleh tentara dari pihak mereka sendiri.

Ben Ami, yang suaminya, Ohad Ben Ami, masih disandera, mengatakan kepada massa bahwa kabinet perang Perdana Menteri Benjamin Netanyahu harus mengajukan proposal untuk membebaskan puluhan orang yang masih ditahan oleh Hamas.

Sambil memegang jam pasir, Ruby Chen, yang putranya Itay Chen yang berusia 19 tahun masih disandera, mengatakan pemerintah “perlu aktif” dalam mendapatkan kesepakatan baru. Dia menambahkan bahwa jelas bahwa strategi yang ada saat ini tidak berjalan dengan baik.