close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Ilustrasi perang Israel. Foto Unsplash.
icon caption
Ilustrasi perang Israel. Foto Unsplash.
Bisnis
Jumat, 20 Juni 2025 08:03

Peluang Indonesia di tengah krisis Israel-Iran

Indonesia tampil sebagai kekuatan alternatif yang mengusung semangat damai, seimbang, dan kolaboratif.
swipe

Dunia internasional tengah menghadapi babak baru dalam ketegangan geopolitik, terutama di kawasan Timur Tengah. Krisis antara Israel dan Iran kembali mencuat, memicu kekhawatiran atas stabilitas global, ekonomi, dan keamanan energi. Namun di tengah ketegangan tersebut, Indonesia tampil sebagai kekuatan alternatif yang mengusung semangat damai, seimbang, dan kolaboratif melalui partisipasinya dalam St. Petersburg International Economic Forum (SPIEF) 2025 di Rusia.

Menurut ekonom dan pakar kebijakan publik dari UPN Veteran Jakarta, Achmad Nur Hidayat, kehadiran Presiden Prabowo Subianto dalam forum tersebut menandai arah baru kepemimpinan global yang tidak hanya berorientasi pada kekuatan, tetapi juga pada kebijaksanaan dan keadilan.

“Prabowo menunjukkan pergeseran dari kekuatan militer ke diplomasi moral. Indonesia menawarkan jalan tengah saat kekuatan besar justru gagal menjaga stabilitas dunia,” ujarnya kepada Alinea.id, Kamis (19/6).

SPIEF 2025 menjadi simbol pergeseran arsitektur geopolitik global ke arah multipolar, di mana negara-negara Asia, Afrika, dan Amerika Latin mulai mengambil peran lebih aktif dalam percaturan internasional. Dalam forum ini, Indonesia menegaskan komitmennya untuk mendorong kerja sama energi terbarukan, perdagangan yang adil, dan sistem keamanan kolektif tanpa dominasi sepihak.

Ia menilai standar ganda yang sering ditunjukkan oleh negara-negara besar dalam menyikapi konflik menjadi tantangan tersendiri. Indonesia, menurutnya, hadir dengan pendekatan yang tidak berpihak secara membabi buta, namun juga tidak netral terhadap ketidakadilan.

“Dunia membutuhkan pemimpin yang tidak hanya kuat, tetapi juga memiliki empati global dan keberanian membela prinsip,” tambahnya.

Lebih jauh, SPIEF juga membuka ruang bagi Indonesia untuk mendorong reformasi tatanan global, seperti mendorong representasi lebih luas di Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan memperkuat kerja sama Selatan–Selatan untuk pemulihan pasca-konflik dan pandemi.

Melalui SPIEF dan peran aktif diplomatik Presiden Prabowo, Indonesia menunjukkan dunia dapat melangkah menuju tata kelola global yang lebih seimbang, manusiawi, dan berlandaskan keadilan.

Di sisi lain, krisis Israel-Iran turut menjadi perhatian. Ketegangan antara kedua negara, terutama terkait isu nuklir dan respons militer, telah menciptakan kekhawatiran luas. Ketegangan ini bahkan disebut oleh Pengamat Maritim Marcellus Hakeng Jayawibawa, berpotensi mengguncang sektor pelayaran global, khususnya di Selat Hormuz—jalur penting yang mengalirkan sepertiga ekspor minyak dunia.

“Jika jalur itu terganggu, maka sistem logistik global akan terdampak. Ini termasuk sektor pelayaran Indonesia yang bisa mengalami lonjakan biaya signifikan,” ungkapnya kepada Alinea.id, Kamis (19/6).

img
Immanuel Christian
Reporter
img
Satriani Ari Wulan
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan