Pedemo kudeta Myanmar janji lanjutkan aksi protes

Militer Myanmar melakukan sejumlah kebijakan untuk membendung demonstrasi menyusul kudeta terhadap sipil yang berkuasa, Suu Kyi.

Ilustrasi. Pixabay

Para penentang kudeta militer Myanmar berjanji melanjutkan aksi tanpa kekerasan pada Selasa (9/2) dalam menghadapi larangan pertemuan besar, jam malam, dan penutupan jalan setelah demonstrasi terbesar dalam lebih dari satu dekade.

Kudeta pada 1 Februari lalu dan penahanan pemimpin sipil terpilih, Aung San Suu Kyi, memicu protes selama tiga hari di negara berpenduduk 53 juta tersebut.

Selain itu, gerakan pembangkangan sipil yang berkembang juga memengaruhi rumah sakit, sekolah, dan kantor-kantor pemerintah.

Janji dari pemimpin junta, Jenderal Min Aung Hlaing, pada Senin (8/2) untuk mengadakan pemilu baru dalam pidato pertamanya sejak perebutan kekuasaan menuai cemoohan.

Dia mengulangi tuduhan penipuan yang tidak terbukti dalam pemilu November 2020, yang dimenangkan secara telak oleh Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD), partai yang dipimpin Suu Kyi.