Penangkapan aktivis anti-monarkis memicu kritik di Inggris

Seorang pengunjuk rasa wanita yang memegang tinggi-tinggi plakat protes "Bukan Raja Saya" dihadang oleh setidaknya empat petugas.

Pengacara Paul Powlesland, memegang tanda "Bukan Rajaku", mengatakan peristiwa minggu ini telah mengubahnya menjadi seorang republikan. (ABC News: Tim Leslie)

Polisi Inggris menghadapi kritik dari kelompok kebebasan sipil pada hari Selasa atas perlakuan mereka terhadap pengunjuk rasa anti-monarki yang secara terbuka menantang aksesi Raja Charles III ke atas takhta.

Rekaman yang viral di media sosial pada hari Senin memperlihatkan seorang pengunjuk rasa wanita yang memegang tinggi-tinggi plakat protes "Bukan Raja Saya" dihadang oleh setidaknya empat petugas di luar parlemen Inggris di London.

Dia terlihat dikawal menjauh dari tempat itu, dan dilaporkan dibuat berdiri di lokasi lain yang jauh dari gerbang parlemen.

Pengacara dan aktivis iklim Paul Powlesland juga menulis di Twitter bahwa dia telah diperingatkan oleh seorang petugas bahwa dia berisiko ditangkap setelah dia mengangkat selembar kertas kosong di seberang parlemen.

"Dia menegaskan bahwa jika saya menulis, 'Bukan Raja Saya', dia akan menangkap saya di bawah Undang-Undang Ketertiban Umum karena seseorang mungkin tersinggung," tulisnya di samping video yang menunjukkan dia berbicara dengan seorang petugas.