Protes akibat krisis air berlanjut di Iran

Setidaknya dua pemuda telah ditembak mati dalam protes tersebut. Pejabat menyalahkan pengunjuk rasa yang bersenjata.

Ilustrasi. Foto Pixabay.

Protes jalanan atas kekurangan air di Iran Barat Daya berlanjut untuk malam keenam pada Selasa (20/7), di tengah meningkatnya kekerasan. Sementara penduduk di Ibu Kota Teheran meneriakkan slogan-slogan antipemerintah, demikian menurut video yang diposting di media sosial pada Rabu (21/7) dan outlet berita Iran.

Beberapa video yang diunggah oleh pengguna media sosial menunjukkan pasukan keamanan menggunakan gas air mata untuk membubarkan pengunjuk rasa, dan kantor berita semiresmi Fars mengatakan "perusuh" menembak mati seorang polisi dan melukai lainnya di kota pelabuhan Mahshahr di Provinsi Khuzestan.

Di Kota Izeh, sebuah video menunjukkan para demonstran meneriakkan “Reza Shah, berkatilah jiwamu”, merujuk pada raja yang mendirikan dinasti Pahlavi yang digulingkan oleh Revolusi Islam 1979.

Setelah berbagai kelompok oposisi dan aktivis menyerukan demonstrasi untuk mendukung para pengunjuk rasa. Video-video yang muncul pada Selasa (20/7) malam dan Rabu (21/7) pagi, menunjukkan para wanita meneriakkan "Turunkan Republik Islam" di stasiun metro Teheran. Pada malam hari, beberapa orang di ibu kota melampiaskan kemarahan mereka dengan nyanyian terhadap Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei.

Setidaknya dua pemuda telah ditembak mati dalam protes tersebut. Pejabat menyalahkan pengunjuk rasa yang bersenjata, tetapi aktivis mengatakan di media sosial mereka dibunuh oleh pasukan keamanan.