Rusia dan Myanmar diduga kerja sama pasokan peralatan militer

Sejumlah aktivis HAM menuduh Moskow melegitimasi junta militer Myanmar, yang merebut kekuasaan dalam kudeta pada 1 Februari.

Foto ilustrasi / Pixabay

Kantor berita Interfax, mengutip Kepala Industri Senjata Rusia Rosoboronexport Alexander Mikheev, pada Rabu (21/7) melaporkan bahwa Rusia tengah bekerja sama dengan Myanmar untuk memasok peralatan militer.

Menurut Interfax, peralatan militer tersebut termasuk pesawat tempur.

Sejumlah aktivis HAM menuduh Moskow melegitimasi junta militer Myanmar, yang merebut kekuasaan dalam kudeta pada 1 Februari, dengan melanjutkan kunjungan bilateral dan mengadakan kesepakatan senjata.

Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu mengatakan kepada pemimpin junta Myanmar, Jenderal Senior Min Aung Hlaing, dalam kunjungannya ke Rusia pada bulan lalu bahwa Moskow berkomitmen untuk memperkuat hubungan militer.

Berbicara di sela-sela pertunjukan udara MAKS di Rusia, yang dihadiri Presiden Vladimir Putin pada Selasa (20/7), Mikheev mengatakan bahwa Myanmar adalah salah satu pelanggan utama Rosoboronexport di Asia Tenggara dan mitra utama Rostec, konglomerat pertahanan dan kedirgantaraan negara Rusia.