Sebagian kota besar di Jepang merevisi rencana vaksinasi

 Kota Fukui, Okayama, dan Nagasaki hanya menerima sekitar 20% dari apa yang mereka harapkan untuk diperoleh.

Aparat keamanan Jepang patroli di tengah pandemi Covid-19, di distrik Sugamo, Tokyo, Jepang, Rabu (15/4/2020). Foto Antara/Reuters/Issei Kato.

Hampir 80% dari 47 ibu kota prefektur di Jepang melaporkan, telah mengubah atau berniat mengubah rencana untuk memvaksinasi penduduk lokal terhadap Covid-19 di tengah kekurangan pasokan vaksin, Kyodo News melaporkan pada Sabtu (17/7).

Dari pemerintah daerah yang disurvei, 37 mengatakan, rencana revisi mereka termasuk menangguhkan, menunda atau mengurangi pemesanan oleh penduduk, karena pasokan vaksin Pfizer Inc dari pemerintah pusat tidak dapat memenuhi laju inokulasi mereka.

Sebanyak 33 kota atau 70% mengatakan, jumlah dosis yang dialokasikan untuk Juli masih kurang dari setengah jumlah yang diinginkan. Fukui, Okayama, dan Nagasaki mengatakan, hanya menerima sekitar 20% dari apa yang mereka harapkan untuk diperoleh.

Sementara lima pemerintah kota mengatakan telah menunda putaran kedua vaksinasi, yang biasanya dilakukan sekitar tiga minggu setelah suntikan pertama. Menurut pemerintah pusat, vaksin dapat tetap efektif hingga enam minggu sejak inokulasi.

Hasil survei muncul ketika pemerintah daerah mengeluh bahwa mereka didorong oleh pemerintahan Perdana Menteri Yoshihide Suga untuk memperluas kapasitas vaksinasi dengan cepat, tetapi persediaan vaksin tidak dapat memenuhi.