sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Sebagian kota besar di Jepang merevisi rencana vaksinasi

 Kota Fukui, Okayama, dan Nagasaki hanya menerima sekitar 20% dari apa yang mereka harapkan untuk diperoleh.

Eqqi Syahputra
Eqqi Syahputra Minggu, 18 Jul 2021 15:40 WIB
Sebagian kota besar di Jepang merevisi rencana vaksinasi

Hampir 80% dari 47 ibu kota prefektur di Jepang melaporkan, telah mengubah atau berniat mengubah rencana untuk memvaksinasi penduduk lokal terhadap Covid-19 di tengah kekurangan pasokan vaksin, Kyodo News melaporkan pada Sabtu (17/7).

Dari pemerintah daerah yang disurvei, 37 mengatakan, rencana revisi mereka termasuk menangguhkan, menunda atau mengurangi pemesanan oleh penduduk, karena pasokan vaksin Pfizer Inc dari pemerintah pusat tidak dapat memenuhi laju inokulasi mereka.

Sebanyak 33 kota atau 70% mengatakan, jumlah dosis yang dialokasikan untuk Juli masih kurang dari setengah jumlah yang diinginkan. Fukui, Okayama, dan Nagasaki mengatakan, hanya menerima sekitar 20% dari apa yang mereka harapkan untuk diperoleh.

Sementara lima pemerintah kota mengatakan telah menunda putaran kedua vaksinasi, yang biasanya dilakukan sekitar tiga minggu setelah suntikan pertama. Menurut pemerintah pusat, vaksin dapat tetap efektif hingga enam minggu sejak inokulasi.

Hasil survei muncul ketika pemerintah daerah mengeluh bahwa mereka didorong oleh pemerintahan Perdana Menteri Yoshihide Suga untuk memperluas kapasitas vaksinasi dengan cepat, tetapi persediaan vaksin tidak dapat memenuhi.

Taro Kono, menteri yang bertanggung jawab atas upaya vaksinasi, mengatakan pada Kamis (15/7) bahwa Jepang telah mendapatkan dosis Pfizer yang cukup untuk sekitar 1,2 juta vaksinasi per hari hingga September.

Vaksin Covid-19 yang dikembangkan oleh Moderna Inc. dan AstraZeneca Plc juga telah disetujui di Jepang. Vaksin Moderna telah digunakan dalam program vaksinasi di tempat kerja tetapi baru-baru ini mengalami hambatan pasokan.

Pemerintah belum mulai memasok vaksin AstraZeneca karena kasus pembekuan darah yang jarang terjadi di kalangan anak muda, tetapi sedang mempertimbangkan untuk merekomendasikan penggunaannya untuk orang berusia 60 tahun atau lebih.

Sponsored

Dihadapkan dengan kritik karena peluncuran vaksinnya yang lamban, pemerintah Suga telah meningkatkan program vaksinasinya, dengan tujuan menyelesaikan inokulasi semua orang yang memenuhi syarat yang ingin divaksinasi pada November.

Suga mengatakan, jumlah orang yang telah menerima suntikan pertama mereka diharapkan mencapai 40% pada akhir Juli. Namun survei menemukan hanya 11 kota yang berharap dapat memenuhi tujuan tersebut.

Survei juga menunjukkan, bahwa total 32 pemerintah daerah atau 68% memperkirakan, jumlah dosis yang akan dialokasikan untuk Agustus dan September tidak mencukupi, karena persediaan tetap hampir sama dengan tingkat Juli.

Sumber : Japan Today

Berita Lainnya
×
tekid