Tragis, kudeta militer Myanmar tewaskan 261 orang

Rakyat Myanmar menggelar aksi menyalakan lilin sebagai bentuk dukacita.

Foto ilustrasi / Pixabay

Pengunjuk rasa Myanmar menggelar aksi menyalakan lilin sebagai bentuk dukacita atas puluhan orang yang tewas dalam demonstrasi antikudeta. Ratusan orang memegang lilin dan menggelar unjuk rasa di Distrik Ahlone, Yangon, kota terbesar Myanmar, pada Senin (22/3) malam.

Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik (AAPP) melaporkan bahwa setidaknya 261 orang telah tewas oleh pasukan keamanan yang berusaha memadamkan protes antikudeta yang telah berlangsung selama berminggu-minggu terakhir.

Menurut laporan dari media Myanmar, setidaknya delapan orang tewas di Mandalay, dalam kerusuhan pada Senin. Salah seorang korban tewas termasuk seorang lelaki berusia 15 tahun.

Pasukan keamanan juga melancarkan lebih banyak penggerebekan di beberapa bagian Yangon pada Senin malam. Pemerintah militer telah membernarkan aksi kudeta pada 1 Februari dengan mengatakan bahwa pemilu pada 8 November 2020, yang dimenangkan oleh partai Aung San Suu Kyi, adalah penipuan besar.

Namun, tuduhan tersebut ditolak oleh komisi pemilihan umum. Para pemimpin militer kemudian menjanjikan pemilu baru tetapi belum menetapkan tanggal dan telah menyatakan keadaan darurat untuk setidaknya satu tahun ke depan.