Hingga kini identitas sang whistleblower belum terungkap. Sejumlah media AS mengidentifikasinya sebagai petugas CIA.
Donald Trump pada Minggu (29/9) menyatakan bahwa dia layak bertemu dengan whistleblower atau pelapor pelanggaran yang memicu penyelidikan di DPR yang bertujuan memakzulkannya.
"Seperti halnya setiap orang Amerika, saya layak bertemu dengan penuduh saya, terutama ketika orang yang disebut whistleblower ini mengungkap percakapan yang sempurna dengan seorang pemimpin asing lewat cara yang benar-benar tidak akurat dan tidak jujur," twit Trump sebelum membidik Ketua Komite Intelijen DPR Adam Schiff yang mengonfirmasi bahwa ada perjanjian tentatif bagi whistleblower untuk bersaksi di hadapan komitenya.
"Kebohongannya dibuat dengan cara yang paling terang-terangan dan menyeramkan yang pernah dilihat di ruang yang agung. Dia menulis dan membaca hal-hal yang mengerikan, lalu mengatakan bahwa itu keluar dari mulut Presiden AS. Saya ingin Schiff diselidiki di level tertinggi atas penipuan & pengkhianatan."
His lies were made in perhaps the most blatant and sinister manner ever seen in the great Chamber. He wrote down and read terrible things, then said it was from the mouth of the President of the United States. I want Schiff questioned at the highest level for Fraud & Treason..... — Donald J. Trump (@realDonaldTrump) 29 September 2019
Pengacara sang whistleblower, Mark Zaid, menolak berkomentar ketika ditanya seputar twit Trump.