Lima bahaya industri mobil listrik: dampak baterai, risiko kebakaran, beban infrastruktur, kerentanan pasokan, hingga disrupsi ekonomi.
Industri mobil listrik (electric vehicle/EV) memiliki dampak positif dan negatif yang signifikan. Dampak positifnya yakni penurunan polusi udara, efisiensi energi lebih tinggi, dan dorongan ekonomi melalui investasi dan inovasi. Namun di sisi lain memiliki tantangan seperti emisi karbon selama produksi dan pengelolaan limbah baterai. Sumber energi yang belum terbarukan, serta perubahan besar bagi industri komponen otomotif tradisional.
Berikut lima bahaya utama terkait dengan industri mobil listrik dikutip dari earth.org.
Dampak lingkungan dari produksi dan pembuangan baterai
Meskipun EV menghasilkan emisi gas buang nol, namun proses manufaktur baterai litium-ionnya boros energi dan memiliki jejak lingkungan yang signifikan. Selain itu juga menyebabkan penipisan dan polusi sumber daya. Ekstraksi bahan baku seperti litium, kobalt, dan nikel dapat menyebabkan penipisan dan kontaminasi air, degradasi tanah, dan perusakan habitat. Di beberapa wilayah, penambangan kobalt juga dikaitkan dengan pelanggaran hak asasi manusia (HAM), termasuk pekerja anak.
Selanjutnya, tantangan pembuangan. Pembuangan baterai EV yang tidak tepat dapat melepaskan bahan kimia berbahaya dan korosif ke dalam tanah dan air, yang menimbulkan risiko ekologis jangka panjang. Saat ini, hanya sebagian kecil baterai EV yang didaur ulang secara efektif, dengan infrastruktur global yang tidak memadai untuk memproses baterai akhir masa pakainya.