Agama dan moralitas seseorang

Agama memang peduli terhadap perilaku moral. Karenanya, banyak orang beranggapan, ketaatan beragama merupakan sebuah tanda kebaikan.

Ilustrasi agama./Foto doungtepro/Pixabay.com

Baru-baru ini media sosial dihebohkan dengan kabar pasangan mahasiswa Universitas Andalas (Unand) Kota Padang, Sumatera Barat yang diduga berbuat asusila di beberapa masjid, termasuk di masjid lingkungan perguruan tinggi itu. Mahasiswa berisinial TKAH mengaku, sudah melakukan perbuatan tak senonoh sebanyak tiga kali.

TKAH diketahui pernah menjadi marbot di masjid dalam kawasan Unand. Ia juga seorang imam masjid dan hafiz Alquran.

Lantas, bagaimana sebenarnya hubungan agama dan moralitas seseorang? Agama memang peduli terhadap perilaku moral. Karenanya, banyak orang beranggapan, ketaatan beragama merupakan sebuah tanda kebaikan. Bahkan ada yang menganggap, moralitas tak ada tanpa agama.

Dikutip dari Science Alert, pada 2020 sebuah survei internasional yang mencakup enam benua menemukan, 45% orang berpendapat, percaya kepada Tuhan adalah hal yang penting dalam moraitas dan nilai-nilai yang baik.

Terdapat beberapa riset soal moralitas antara ateis dan orang yang beragama. Menurut Science Alert, di seluruh dunia sering kali menganggap ateis tak punya prinsip panduan moral yang sama dengan mereka yang percaya pada Tuhan. Namun, dalam penelitian Tomas Stahl dari University of Illinois di Chicago yang terbit di jurnal Plos One (Februari, 2021) disebutkan, kelompok ateis dan beragama memiliki pedoman moral, meski nilai-nilai moral tersebut agak berbeda.