Bagaimana jika kebablasan sering belanja untuk pelarian emosional?

Pengeluaran untuk memenuhi kebutuhan emosional memang baik untuk kesehatan jiwa. Namun, jika hal itu dilakukan hanya dalam skala kecil

ilustrasi. foto Pixabay

Pandemi Covid-19 terbukti membuat belanja konsumtif, seperti belanja hobi, meningkat bagi sebagian orang. Para ahli percaya bahwa pengeluaran emosional selama pandemi tidak mengherankan, mengingat banyak dari kita yang terkunci di rumah tanpa melakukan apa-apa dan justru meningkatkan stres.

"Pandemi ini adalah stresor besar yang telah berkontribusi pada kesehatan mental yang lebih buruk bagi sebagian besar orang dan telah menghilangkan peluang untuk kegiatan sosial bermanfaat lainnya yang mungkin menggantikan belanja," kata Psikiater Elisabeth Netherton. Dia telah berpengalaman dengan banyak wanita yang senang melakukan belanja impulsif untuk memperbaiki suasana hati.

Seperti dikutip dari media kesehatan Very Well Mind, Psikolog Klinis Sheila Forman mengatakan pengeluaran untuk memenuhi kebutuhan emosional memang baik untuk kesehatan jiwa. Namun, jika hal itu dilakukan hanya dalam skala kecil. “Namun, jika tak terkendali justru akan menimbulkan konsekuensi yang mengerikan seperti utang di luar kendali,” kata dia.

Masalah juga semakin runyam jika pengeluaran emosional sampai mengganggu prioritas utama. Beberapa wanita terbukti menghabiskan berjam-jam di depan aplikasi belanja online kemudian membeli pakaian yang tidak begitu bermanfaat ditambah dengan waktu yang sia-sia.

Jika anda merasa bahwa pengeluaran emosional semakin tidak terkendali, menemukan cara lain untuk mengatasi stres, kecemasan, dan depresi adalah kuncinya, ujar Forman. Alih-alih berbelanja, dia merekomendasikan menulis jurnal, bermeditasi, atau berbicara dengan terapis untuk membantu mengatasi perasaan buruk atau menyembuhkan diri dari trauma.