Sosial dan Gaya Hidup

Bagaimana paparan timbal prasejarah bantu membentuk kecerdasan manusia?

Para ilmuwan menduga, manusia purba dan kerabat mereka mungkin bersentuhan dengan timbal saat mencari sumber air.

Jumat, 17 Oktober 2025 13:00

Apa yang membuat otak manusia modern begitu berbeda dari otak kerabat kita yang telah punah, seperti Neanderthal?

Para peneliti dari Fakultas Kedokteran University of California San Diego bersama tim internasional menemukan, hominid purba—termasuk manusia awal dan kera besar—telah terpapar timbal jauh lebih lama dari yang diperkirakan sebelumnya, kira-kira dua juga tahun sebelum manusia modern mulai menambang logam tersebut.

Paparan timbal jangka panjang itu diduga memengaruhi evolusi awal otak, kemungkinan dengan cara menghambat perkembangan kemampuan bahasa dan sosial pada sebagian besar spesies manusia purba. Menariknya, hanya manusia modern yang tampaknya memiliki varian genetik unik yang memberikan perlindungan terhadap efek racun timbal tersebut.

Penelitian ini dipublikasikan di jurnal Science Advances pada 15 Oktober 2025. Para peneliti menganalisis fosil gigi dari 51 hominid yang ditemukan di Afrika, Asia, dan Eropa. Sampel mencakup manusia modern dan purba seperti Neanderthal, nenek moyang awal seperti Australopithecus africanus, serta kera besar yang telah punah, termasuk Gigantopithecus blacki.

Hasilnya, jejak timbal ditemukan pada 73% fosil yang diteliti. Bahkan, 71% dari sampel manusia modern dan purba menunjukkan tanda-tanda kontaminasi. Fosil G. blacki yang berusia sekitar 1,8 juta tahun memiliki tingkat paparan timbal paling tinggi.

Sebelumnya, para ilmuwan berasumsi, manusia baru mulai terpapar timbal dalam jumlah besar pada masa sejarah, terutama di era Romawi ketika pipa air dibuat dari timbal, dan meningkat pesat selama Revolusi Industri. Polusi timbal baru menurun signifikan setelah akhir abad ke-20.

Fandy Hutari Reporter
Fandy Hutari Editor

Tag Terkait

Berita Terkait