Bawaslu: Media massa alami krisis identitas

Seharusnya media massa lepas dari pengaruh kekuasaan atau kebutuhan pasar.

Ketua Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) periode 2008-2012, Bambang Eka Cahya Widodo. / Antara Foto

Ketua Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) periode 2008-2012, Bambang Eka Cahya Widodo, berpendapat demokrasi yang sehat membutuhkan ruang publik yang sehat pula. Dalam manifestasi ruang publik, satu di antaranya adalah media yang bisa menjadi ruang partisipasi masyarakat.

Akan tetapi, dewasa ini media massa Indonesia banyak yang mengalami krisis identitas. Menurutnya, seharusnya media lepas dari pengaruh kekuasaan atau kebutuhan pasar.

"Sehingga kemudian fungsi-fungsi penyaluran aspirasi publik yang mestinya dijalankan media massa itu mengalami problematika yang sangat serius," kata Bambang di Jakarta, Kamis (5/12).

Di sisi lain, ketika berharap dengan media alternatif seperti media sosial, sebagai ruang publik, media sosial acapkali tidak menghasilkan sebuah model partisipasi yang berkualitas.

Menurut Bambang, itu karena media sosial berisi 'kebisingan' atau dapat dikatakan terjadi egalitarianisme intelektual yang tidak terarah. Menurut dia, hal itu menyebabkan sesuatu yang benar atau salah sulit untuk dibedakan.