AI ternyata melihat dunia secara berbeda dari manusia. Riset menemukan bahwa AI lebih menekankan bentuk, warna, dan pola visual.
Kemajuan pesat kecerdasan buatan generatif (artificial intelligence/AI) kini memungkinkan komputer “melihat” dan bahkan “menggambar” dunia. Kita bisa memintanya mendeskripsikan sebuah gambar, atau sebaliknya, membuat gambar dari deskripsi yang kita berikan.
Saat AI makin melekat dalam hidup sehari-hari, memahami cara pandang visual komputer—dibandingkan mata dan otak manusia—jadi semakin penting.
Lantas, bagaimana sebenarnya AI melihat dunia? Jawabannya ternyata tidak sama dengan manusia. Itu disimpulkan dalam riset yang dilakoni pakar komunikasi visual dan media digital dari RMIT University, T.J. Thomson. Riset itu sudah terbit di jurnal Visual Communication, belum lama ini.
"Dunia visual versi AI ternyata terang, sensasional, dan serba generik—sangat berbeda dari cara manusia memandang realitas," tulis Thomson dalam sebuah analisis di The Conversation, dikutip, Jumat (17/10).
Manusia, kata Thomson, bisa melihat karena cahaya masuk ke mata. Cahaya itu lalu diubah menjadi sinyal listrik di retina sebelum otak menafsirkannya menjadi gambar. Dalam proses itu, menangkap warna, bentuk, gerak, dan kedalaman—serta bereaksi pada perubahan di sekitar.