Belanja impulsif jadi pelarian emosional selama pandemi

Coping mechanism adalah perilaku yang bertujuan untuk mengubah perasaan ketika sedang tidak enak.

ilustrasi. foto Pixabay

Pandemi Covid-19 membuat pola hidup banyak berubah. Kamu mungkin juga akan sangat sulit untuk keluar rumah dan mengunjungi toko-toko favorit untuk berbelanja. Media kesehatan Very Well Mind mencatat bahwa menurut para ahli salah satu dari banyak dampak kesehatan mental akibat Covid-19 adalah peningkatan pengeluaran impulsif nan emosional saat berbelanja. Namun, hal ini bukanlah fenomena yang baru.

"Menghabiskan uang untuk membantu kita merasa lebih baik telah menjadi coping-mechanism –cara mengalihkan perhatian- yang sangat lama dilakukan orang Amerika," kata Psikolog Klinis Sheila Forman.

Coping mechanism adalah perilaku yang bertujuan untuk mengubah perasaan ketika sedang tidak enak. Beberapa orang melakukan coping mechanism dengan minum bir setelah hari yang sulit di tempat kerja atau makan es krim. Sebagian lainnya berbelanja secara impulsif di toko online Amazon.

“Menjadi boros karena tuntutan emosi adalah ketika kita menggunakan belanja, apa saja baik itu makanan, belanja online, atau berbelanja langsung untuk menenangkan rasa sakit,” ujar Forman. Berbelanja secara emosional biasanya hanya menyasar hal-hal yang tidak dibutuhkan, bahkan barang-barang itu hanya berdasarkan keinginan.

Belanja, Jalan Keluar dari Pandemi