Bullying di tempat kerja: Pria rentan jadi target, cenderung diabaikan

Bullying atau perundungan di tempat kerja bisa menimpa pria, dengan risiko kesehatan mental yang lebih besar dibanding perempuan.

Ilustrasi bullying di tempat kerja. Alinea.id/Muji Prayitno.

Awal September 2021, sebuah rilis yang berisi kronologi kekerasan seksual dan perundungan (bullying) terhadap seorang karyawan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) MS viral di media sosial. MS dan komisioner KPI lalu melaporkan kasus ini ke polisi.

MS mengaku dirisak beberapa seniornya sejak 2011. Bahkan, MS membuat pengakuan mengejutkan bahwa dirinya pernah ditelanjangi dan buah zakarnya dicoret dengan spidol. MS mengalami trauma akibat dugaan perundungan yang dialami bertahun-tahun di tempat kerjanya itu.

Jadi perhatian di Eropa

Perundungan di tempat kerja pernah menjadi pembahasan khusus di radio BBC di Inggris pada 1990, melalui program dokumenter. Menurut Charlotte Rayner, Helge Hoel, dan Cary L. Cooper dalam buku Worklplace Bullying: What We Know, Who is to Blame, and What can We do? (2002), dalam program tersebut, jurnalis Andrea Adams memutar rekaman wawancara orang-orang yang mengungkap pengalaman tak menyenangkan mereka di tempat kerja.

Andrea kemudian menulis sebuah buku terkait perundungan di tempat kerja, berjudul Bullying at Work: How to Confront and Overcome it (1992). Lewat siaran radio BBC dan buku Andrea, kesadaran publik tentang intimidasi di kantor semakin besar.