Cerita horor satwa jinak di tempat wisata Bali

Bali menjauhkan kesejahteraan para satwa dan menempatkan satwa di tempat yang tidak layak.

World Animal Protection membeberkan kondisi para satwa yang dijadikan alat hiburan para pengelola satwa./Facebook

Sebagai salah satu destinasi pilihan para wisatawan lokal dan mancanegara, Bali memang menjadi tempat berlibur paling nyaman dan lengkap. Alam yang masih terbilang perawan ditambah magnet budaya masyarakat Bali menggerakkan para turis melancong ke Pulau Dewata ini. 

Namun tahukah anda, bahwa di balik pesona alam Bali yang indah ini menjadi tempat horor bagi sejumlah satwa yang dijadikan hiburan para wisatawan? Belum lama ini, salah satu organisasi pencinta satwa yang mengatasnamakan World Animal Protection asal Amerika Serikat, merilis sebuah laporan berjudul "Bali horror: wildlife tourist attractions are living hell for animals."

Laporan yang dipublikasikan pada Mei silam tersebut menjelaskan tempat hiburan satwa di Bali yang entah menggunakan Gajah, Harimau, Lumba-lumba, dan orang utan demi menyenangkan para wisatawan justru menjauhkan sifat alami para satwa tersebut. Bahkan, laporan tersebut menyebut bahwa para satwa tidak diberikan kehidupan yang layak di penangkaran. 

Laporan berdasarkan penyelidikannya di 26 lokasi wisata alam liar di Bali, Lombok, dan Gili Trawangan yang secara kolektif menampung 1.500 hewan. Hasil temuan menunjukkan 100% tempat yang menggunakan satwa sebagai hiburan tidak memiliki tempat yang layak. Bahkan kualitas hidup para satwa tersebut tidak baik. 

Hampir semua hewan-hewan tersebut akan menghabiskan sisa hidup mereka menderita di penangkaran, dalam kondisi yang memprihatinkan. Para satwa dipaksa untuk bertahan dari hari ke hari hingga mengalami penyiksaan demi menghibur wisatawan yang datang.