Vape lebih aman bagi kesehatan dinilai cuma bualan

Pengawasan terhadap produk rokok elektronik di Indonesia sangat lemah. Padahal FDA AS telah melarang penjualan rokok elektronik.

Pengguna vape ada risiko kesehatan yang bisa menyebabkan kematian yakni VAPI atau vape associated pulmonary injury./pixabay

Pro kontra soal bahaya atau tidak penggunaan vape masih terus berlangsung. Sebelumnya,  Ketua dan pendiri Asosiasi Personal Vaporizer Indonesia (APVI) Aryo Andriyanto mengklaim, konsumsi vape efektif untuk mendorong kecenderungan perokok untuk berhenti merokok.

Di samping itu, pengguna vape (vapers) pun mengaku merasa lebih sehat daripada mengonsumsi rokok konvensional.

Terhadap pandangan tersebut, dokter spesialis paru dr. Feni Fitriani Taufik  menilai hal itu bualan promosi semata. Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) justru mendukung imbauan WHO yang melarang rokok elektronik digunakan perokok sebagai alat berhenti merokok.

“Tidak ada penelitian yang konsisten menyebut bahwa rokok elektronik efektif untuk membantu berhenti merokok. Rokok elektronik  tidak direkomendasikan sebagai alat untuk berhenti merokok,” tutur Feni.

Dia juga membantah hal itu dengan membandingkan rokok elektronik dengan fenomena “jaket warsito”. Jaket atau rompi antikanker yang digagas oleh Dr Warsito Purwo Taruno pada 2010 silam menyedot perhatian publik karena diakui mujarab mengatasi kanker.