Devisa keluar untuk kecantikan capai 15 triliun rupiah

Untuk menekan larinya devisa Indonesia ke luar negeri , maka perlu meningkatkan kualitas dan kompetensi tenaga medis anti-aging

Ilustrasi/shutterstock

Devisa Indonesia yang "lari" ke luar negeri untuk biaya berobat kecantikan atau anti-aging estetika cukup besar hingga mencapai sekitar Rp15 triliun per tahun.

"Menurut pusat data dunia, jumlah uang yang beredar dalam industri anti-aging estetika memang cukup besar mencapai hingga satu triliun dollar AS," ujar Presiden Perhimpunan Dokter Anti Penuaan, Wellness, Estetika dan Regeneratif Indonesia (Perdaweri) A Razak Thaha,seperti dilansir Antara di Medan, Sabtu (31/1).

Untuk menekan larinya devisa Indonesia ke luar negeri dan bahkan bisa mendapatkan peluang bisnis itu, maka perlu meningkatkan kualitas dan kompetensi tenaga medis di bidang anti-aging.

Salah satunya melalui event Sumatera Congress of Anti Aging and Aesthetic Medicine (SCAM) 2018 yang digelar di Medan. Salah satu upaya Perdaweri meningkatkan kualitas dan kompetensi tenaga medis di bidang anti-aging.

Semakin baik kualitas pelayanan anti-aging di Indonesia. Diharapkan semakin sedikit pula masyarakat yang menghabiskan uang di luar negeri untuk mendapatkan layanan anti-aging.