Ganja dan morfin membius artis dan generasi muda 1970-an

Narkotika mulai mengancam pada 1970-an, melalui penyelundupan dan perdagangan gelap.

Ilustrasi narkotika. Alinea.id/Oky Diaz.

Seorang fan musikus Fariz RM curhat di surat pembaca majalah Vista edisi Juni 1984. Ia kecewa dengar kabar berita bahwa sang idola diduga terlibat narkotika dan dikeluarkan dari grup musiknya, Wow. Namun, dasar penggemar, ia tak percaya Fariz menggunakan narkotika.

“Mungkin saja teman-teman satu grup Fariz iri hati melihat sukses yang didapatkannya, kemudian mencoba menceritakan kabar burung bahwa Fariz terlibat narkotik,” tulis fan Fariz itu.

Entah kebetulan atau tidak, di bawah surat pembaca tersebut, terdapat surat dari penyanyi Farid Hardja. Ia mengucapkan terima kasih kepada Vista lantaran sudah sudi memuat tulisan bantahannya tentang dugaan keterlibatan dengan narkotika jenis heroin. Meskl begitu, ia mengaku terang-terangan kecanduan ganja.

“Saya memang pengisap ganja. Tapi untuk urusan narkotik berwarna putih, saya bebas dari yang satu ini dan bisa dibuktikan,” tulis Farid.

Entah mengapa, setelah pengakuan tersebut, tak ada berita bahwa Farid ditangkap polisi. Ia masih anteng saja berkarier hingga akhir hayatnya pada 1998.