close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Foto: Wikipedia
icon caption
Foto: Wikipedia
Sosial dan Gaya Hidup
Sabtu, 05 Juli 2025 15:02

Bagaimana penanganan orang yang mabuk kecubung

Menurut berbagai panduan klinis, penanganan pasien mabuk kecubung harus cepat dan sistematis.
swipe

Kecubung, atau Datura Metel, adalah tanaman yang kerap dipuji karena bunga besar dan eksotisnya yang tampak memukau. Namun di balik pesonanya, kecubung menyimpan senyawa kimia berbahaya: atropin, hyoscyamine, dan scopolamine. Kenali gejala

Senyawa ini memang memiliki nilai medis—misalnya hyoscyamine dipakai untuk mengobati iritasi usus dan pankreatitis—namun dalam kombinasi alami pada kecubung, dosisnya tidak terkontrol dan berisiko fatal jika disalahgunakan .

Bagaimana orang mengalami ‘mabuk’ kecubung?
Pengguna biasanya menelan biji atau bunga kecubung untuk mencari efek halusinasi atau euforia. Sayangnya, efeknya jauh dari istilah “aman”. Dalam 30–60 menit setelah konsumsi, tanda-tanda antikolinergik muncul: mata menjadi sangat sensitif terhadap cahaya, pupil membesar, mulut kering, panas tubuh naik, jantung berdebar cepat, dan perilaku bingung atau agresif. Pengguna juga sulit membedakan realitas dari fantasi, dengan delusi bahkan bisa kambuh dalam bentuk halusinasi menyeramkan.

Efek ini bervariasi—bisa ringan atau berat hingga menyebabkan overdosis. Tanda overdosis meliputi demam tinggi, takikardia, kebingungan ekstrem, gangguan kesadaran, bahkan perilaku kekerasan atau koma .

Seberapa lama efek ‘mabuk’-nya bertahan?
Menurut penelitian medis, gejala awal dapat bertahan 24–48 jam, terkadang berkepanjangan hingga dua minggu, tergantung dosis dan metabolisme individu. Bahkan setelah efek intens berkurang, pengguna mungkin mengalami disorientasi, amnesia, atau gangguan fungsi tubuh lainnya.

Bahaya makin meningkat ketika dosis tidak disengaja terlalu besar—hanya 15 gram kecubung (±15–25 biji) sudah dapat menyebabkan overdosis yang mengancam jiwa . Praktisnya, tidak ada cara aman mengonsumsinya sendiri tanpa pengawasan.

Bagaimana penanganan sesuai medis?
Menurut berbagai panduan klinis, penanganan pasien mabuk kecubung harus cepat dan sistematis:

Stabilisasi kondisi pasien: Pastikan jalan napas, pernapasan, dan sirkulasi aman.

Dekontaminasi saluran cerna: Gastric lavage dan pemberian arang aktif untuk mencegah penyerapan lebih lanjut.

Penanganan gejala suportif: Pasien kadang diberi cairan infus, pendinginan tubuh, dan benzodiazepin untuk mengendalikan agitasi atau kejang.

Antidot spesifik: Pemberian physostigmine intravena (0,5–2 mg untuk dewasa; 0,02 mg/kg pada anak) menjadi kunci untuk membalik efek antikolinergik, terutama pada delirium berat. 

Keberhasilan terapi ini didukung dalam banyak kajian, meski harus hati-hati karena potensi menyebabkan efek kolinergik.

Pemantauan intensif: Pasien perlu observasi selama 24–48 jam atau hingga gejala mereda total.

Rehabilitasi: Pada kasus berat, perawatan lanjutan di unit intensif diperlukan—termasuk pemantauan ginjal, fungsi motorik, dan dukungan kondisi mental.

Solusi dan pencegahan terhadap penyalahgunaan
Edukasi publik: Menyadarkan masyarakat bahwa kecubung bukan sekadar tanaman hias melainkan potensi racun mematikan.

Pengawasan medis: Kecubung hanya boleh digunakan dalam kerangka terapi dan dosis medis yang diawasi profesional.

Dukungan psiko-sosial: Pada remaja atau dewasa muda yang terdampak, program rehabilitasi psikiatri dan konseling diperlukan untuk mencegah relaps.

Pemantauan lingkungan: Mengontrol akses terhadap tanaman di area publik, terutama di sekolah atau taman kota.(tandfonline)

img
Fitra Iskandar
Reporter
img
Fitra Iskandar
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan