Lupin, karakter fiksi yang menjelma dalam gaya kontemporer

Tak hanya mengisahkan soal pencuri, Lupin juga menyelipkan kritik diskriminasi ras.

Salah satu adegan dalam serial Lupin. Foto tangkapan layar YouTube Netflix.

Lupin, serial ini berhasil menguasai tangga populer layanan streaming Netflix dalam kuartal I-2021. Jumlah penontonnya mencapai 76 juta akun di seluruh dunia dalam empat pekan pertama sejak perilisan.

Film ini mengisahkan tentang seorang imigran dari Senegal, Babakar Diop (Fargass Assande) yang datang jauh-jauh ke Prancis untuk mendapatkan kehidupan yang layak, justru dijebak dengan kasus pencurian kalung berlian bersejarah oleh majikannya yang kaya raya dan berkuasa, Hubert Pellegrini (Herve Pierre).

Assane Diop (Omar Sy), anak Babakar, harus hidup dengan menelan kenyataan pahit, berstempel anak seorang pencuri kalung berlian yang kemudian gantung diri di sel penjara karena malu. Sebelum bunuh diri, Babakar sempat memberikan buku kisah pencuri ulung, Arsene Lupin.

Dalam perjalanan mencari kebenaran, Assane melihat ayahnya tidak bersalah. Pellegrini menjebaknya, bekerja sama dengan pihak kepolisian untuk membingkai Babakar Diop sebagai pencuri sungguhan.

25 tahun kemudian, Assane merencanakan aksi balas dendam pada keluarga Pellegrini berbekal dari berbagai trik Lupin yang telah dipelajarinya sejak belia. Tujuan pertamanya adalah mengincar kalung berlian Marie Antoinette yang sedang dilelang di Museum Louvre oleh keluarga Pellegrini.