sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Lupin, karakter fiksi yang menjelma dalam gaya kontemporer

Tak hanya mengisahkan soal pencuri, Lupin juga menyelipkan kritik diskriminasi ras.

Silvia Ng
Silvia Ng Sabtu, 28 Agst 2021 19:02 WIB
Lupin, karakter fiksi yang menjelma dalam gaya kontemporer

Lupin, serial ini berhasil menguasai tangga populer layanan streaming Netflix dalam kuartal I-2021. Jumlah penontonnya mencapai 76 juta akun di seluruh dunia dalam empat pekan pertama sejak perilisan.

Film ini mengisahkan tentang seorang imigran dari Senegal, Babakar Diop (Fargass Assande) yang datang jauh-jauh ke Prancis untuk mendapatkan kehidupan yang layak, justru dijebak dengan kasus pencurian kalung berlian bersejarah oleh majikannya yang kaya raya dan berkuasa, Hubert Pellegrini (Herve Pierre).

Assane Diop (Omar Sy), anak Babakar, harus hidup dengan menelan kenyataan pahit, berstempel anak seorang pencuri kalung berlian yang kemudian gantung diri di sel penjara karena malu. Sebelum bunuh diri, Babakar sempat memberikan buku kisah pencuri ulung, Arsene Lupin.

Dalam perjalanan mencari kebenaran, Assane melihat ayahnya tidak bersalah. Pellegrini menjebaknya, bekerja sama dengan pihak kepolisian untuk membingkai Babakar Diop sebagai pencuri sungguhan.

25 tahun kemudian, Assane merencanakan aksi balas dendam pada keluarga Pellegrini berbekal dari berbagai trik Lupin yang telah dipelajarinya sejak belia. Tujuan pertamanya adalah mengincar kalung berlian Marie Antoinette yang sedang dilelang di Museum Louvre oleh keluarga Pellegrini.

Ilustrasi. Serial Lupin tayang di layanan streaming Netflix. Foto Pixabay.

Kisah Arsene Lupin merupakan legenda dalam literasi dan sinematika Prancis. Karakter fiksi ciptaan Maurice Leblanc (1905) bisa dibilang selegenda Sherlock Holmes bagi masyarakat Inggris atau kisah lainnya yang sejenis. Sayangnya, kisah pencuri elegan Lupin tak dekat dengan masyarakat internasional, mengingat kisah ini lebih banyak dibawakan dalam karya sinematika Prancis.

Namun, dengan bantuan layanan streaming, kisah genius Arsene Lupin dapat dibawakan dalam latar serta narasi kontemporer yang dapat dinikmati penonton lintas batas negara juga budaya melalui serial Lupin.

Sponsored

Faktor inilah yang membuat serial original Netflix satu ini terasa seru dan membuat hanyut dalam cerita tanpa harus memaksa penonton beradaptasi. Film ini juga menyelipkan gambaran diskriminasi ras yang masih tertanam dalam tatanan sosial masyarakat saat ini. Hal itu terlihat dari karakter berkulit hitam yang digambarkan banyak bekerja dengan posisi yang rendah. Sementara yang berkulit putih, memerankan polisi atau kaum borjuis.

Dalam cerita ini, karakter yang kelas bawah memerankan sisi protagonis, sedangkan kelas atas dijadikan pemeran antagonis. Serial ini menggambarkan tokoh kelas atas yang sangat tamak dan bodoh, serta menampilkan masyarakat kelas bawah yang tulus dalam menjalani kehidupannya.

Berdurasi sekitar 45 menit pada setiap episode dalam serial berjumlah lima episode pada musim pertama, serial ini akan sulit untuk ditolak. Jalan ceritanya juga tak mudah ditebak. Kecuali, kita telah membaca buku fiksi Arsene Lupin tadi.

Meski banyak hal yang patut diacungkan jempol pada serial ini, terdapat sejumlah catatan yang perlu diperhatikan. Misalnya, beberapa adegan yang tampak begitu apa adanya dalam menampilkan karya sinematik. Misalnya, adegan bunuh diri.

Layanan penyedia Netflix memang memberikan label 16+ dan suicide (bunuh diri) untuk serial ini. Namun, akan lebih baik apabila terdapat peringatan jelas pada awal tayanan sebagai tanda kepedulian terhadap penontonnya. 

 

Caleg Pilihan
Berita Lainnya
×
tekid