Peneliti dari Unviersitas Portsmouth menemukan alasan mengapa konsumen tertarik membeli pakaian virtual.
Busana virtual—pakaian dan aksesori yang didesain secara digital tanpa wujud fisik, digunakan di dunia maya, seperti media sosial, gim daring, dan metaverse—tengah menjadi tren dunia. Busana seperti ini memungkinkan pengguna untuk mengekspresikan diri di dunia digital, tanpa memerlukan bahan fisik.
Menurut Strike Magazines, munculnya busana virtual secara tak langsung merupakan akibat dari pandemi Covid-19, yang memaksa orang membatasi interaksi tatap muka. Karena keadaan yang tak terduga ini, industri mode dituntut mengadopsi pencitraan ulang digital agar bisa melanjutkan operasionalnya secara efektif. Pendekatan virtual membuat mode lebih mudah diakses karena peluang dan ruang baru telah lahir.
Pertunjukan mode berbasis virtual pun digelar. Misalnya, pada New York Fashion Week 2022, para peserta menyaksikan penggunaan elemen virtual yang dipadukan dengan elemen tradisional dalam suasana peragaan busana. Desainer Maisie Wilen memperagakan presentasi holografik dengan para model yang diperankan oleh Yahoo.
“Para peserta peragaan busana Fall 2022 diantar ke galeri tempat para model virtual memperagakan gerakan berulang, seperti GIF,” tulis Strike Magazines.
“Beberapa label telah mulai melangkah ke metaverse, dunia digital sepenuhnya yang ada di luar realitas kita, dan berencana untuk merevolusi dunia realitas virtual dan mode.”