close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Hewan pengerat kapibara. /Foto Unsplash
icon caption
Hewan pengerat kapibara. /Foto Unsplash
Sosial dan Gaya Hidup
Selasa, 14 Oktober 2025 11:07

Kenapa kapibara "viral" di berbagai belahan dunia?

Boneka dan pernak-pernik bertema kapibara ramai dijual. Apa yang bikin binatang pengerat terbesar di bumi itu digemari?
swipe

Dulu, kebanyakan orang mungkin tak mengenal kapibara. Binatang pengerat terbesar di Bumi itu lazimnya hanya ditemukan di sejumlah kawasan Amerika Selatan. Sulit dipelihara, mereka hidup di alam liar,  biasanya di dekat sungai karena mamalia itu membutuhkan air untuk menjaga kelembapan kulitnya.

Belakangan, kapibara kian mudah ditemukan. Binatang dengan bulu coklatnya yang khas itu kerap "nongkrong" di penjepit rambut, jadi pemanis gantungan kunci, atau dipermak jadi boneka bulu lucu yang dijual di toko-toko boneka. 

"Karena mereka lucu banget," kata Margaret dan Sisca saat berbincang dengan Alinea.id di sebuah sekolah katolik swasta di kawasan Kembangan, Jakarta Barat, akhir pekan lalu. 

Keduanya baru saja membeli penjepit rambut berhiaskan kapibara. Harga satu penjepit rambut tergolong murah, hanya Rp5.000 per piece. Kapibara pada penjepit itu dibuat dari gabus yang diwarnai dan ditempeli bulu-bulu tipis. 

Berbeda dengan Margaret yang sekadar ikut-ikutan, Sisca mengaku mengoleksi beragam merchandise kapibara. Di rumahnya, Sisca punya sejumlah boneka kapibara dan gantungan kunci. 

"Dari tahun lalu mulai koleksi. Awalnya, dari liat video di TikTok aja. Lama-lama, jadi suka sama kapibara terus mulai rajin beli pernak-perniknya," kata Sisca. 

Kepopuleran kapibara juga diakui para pengrajin boneka. Aisyah, salah satu produsen boneka di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, mengakui permintaan terhadap boneka kapibara melonjak drastis dalam beberapa tahun terakhir. 

"Yang mesen sampe ada dari Kalimantan. Mitra (pedagang) bilangnya karena yang minta banyak, terus minta dibikinin," kata Aisyah saat dihubungi Alinea.id, Ahad (12/10) lalu. 

Dalam sehari, Aisyah mengaku bisa memproduksi puluhan ekor kapibara dengan beragam ukuran. Untuk boneka yang ukuran kisaran 20 centimeter, ia membanderol dengan harga Rp50-70 ribu. "Langsung laris biasanya," imbuh dia. 

Sebelum viral di Indonesia, kapibara sudah terlebih dahulu populer di Jepang dan China. Di dua negara itu, bahkan sudah terbentuk klub-klub pecinta kapibara. Belakangan, mamalia pengerat itu juga viral di Korea Selatan. 

Di Taiwan, kafe-kafe bertema kapibara bermunculan. Salah satunya ialah kafe Mogu Kabi milik Pinyu Chen di Tainan, Taiwan. Tak hanya dipenuhi pernak-pernik kapibara, Pinyu juga memelihara lima ekor kapibara untuk dipamerkan kepada pengunjung di kafe itu. 

Kafe itu mulai beroperasi sejak Januari 2022. Dua tahun berselang, kafe itu kini jadi salah satu "destinasi" wisata bagi turis di Tainan. Setiap hari, Pinyu mengaku kafenya selalu penuh, tak hanya pelanggan domestik, tetapi juga turis dari mancanegara. 

"Kami mulai melakukan ini (membuka interaksi pengunjung dengan kapibara) setelah menyaksikannya dalam pertunjukan turis di Jepang. Kami mengimpor bayi-bayi kapibara dari Amerika Serikat," kata Chen seperti dikutip dari ABC. 

Ilustrasi boneka kapibara. /Foto dok. Mishan

Karakter pecinta damai

Lantas, kenapa kapibara bisa sangat populer meskipun tak diadopsi dari tokoh kartun atau anime? Qian Gong, peneliti budaya populer Tiongkok di Curtin University, mengatakan bahwa lingkungan pasca-Covid 19 yang “sangat fluktuatif dan superkompetitif” menjadi salah satu alasan mengapa hewan itu begitu digemari anak muda di Asia.

“Kapibara tampaknya disukai terutama karena sifatnya — stabil secara emosional dan punya sikap yang tenang. Anak-anak muda kini berjuang menghadapi tekanan, dan banyak yang mulai mempertanyakan makna dari bekerja keras dan ikut dalam perlombaan hidup yang tak pernah usai," ujar Gong.

Tak hanya di Asia, Kapibara juga kian mendunia setelah seorang blogger asal Rusia merilis sebuah lagu berjudul "Capybara" yang viral di TikTok pada 2023. Lagu itu ditonton dan disukai jutaan orang dari berbagai belahan dunia. 

Oleh para penggemarnya, kapibara kerap disebut-sebut punya karakteristik sifat seperti Buddha. Kawanan hewan itu pecinta damai, bisa berteman dengan hewan lain yang buas sekalipun, dan punya "vibe" bisa menghadapi beragam persoalan dengan santai. 

“Kepribadian kapibara sering digambarkan para penggemarnya sebagai ‘seperti Buddha’ — menandakan keinginan untuk mencari kedamaian dan ketenangan,” jelas Gong.

 

img
Christian D Simbolon
Reporter
img
Christian D Simbolon
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan