Bagi remaja perempuan, perawatan kulit, terutama di wajah menjadi sebuah keharusan untuk menjaga kesehatan dan kecantikan mereka. Para peneliti dari Northwestern Medicine di Amerika Serikat menemukan, perempuan berusia 7 hingga 18 tahun menggunakan rata-rata enam produk berbeda di wajah mereka. Beberapa perempuan menggunakan lebih dari selusin produk. Temuan ini dipublikasikan di jurnal Pediatrics (2025) berjudul “Pediatric Skin Care Regimens on TikTok”.
Produk-produk ini cenderung dipasarkan secara besar-besaran kepada konsumen yang lebih muda dan membawa risiko tinggi iritasi kulit dan alergi. Para peneliti mengungkap, perawatan kulit harian untuk remaja rata-rata menghabiskan biaya 168 dolar AS, dengan beberapa di antaranya menghabiskan biaya lebih dari 500 dolar AS.
Video di TikTok yang paling banyak ditonton mengandung rata-rata 11 bahan aktif yang berpotensi menyebabkan iritasi. Hal ini membuat kreator konten berisiko mengalami iritasi kulit, sensitivitas terhadap sinar matahari, dan alergi kulit yang dikenal sebagai dermatitis kontak alergi.
“Risiko iritasi yang tinggi itu berasal dari penggunaan beberapa bahan aktif sekaligus, seperti asam hidroksi, serta penggunaan bahan aktif yang sama berulang-ulang tanpa disadari. Padahal, bahan aktif itu ditemukan dalam tiga, empat, lima produk berbeda,” ujar peneliti pascadoktoral dan dokter kulit di Fakultas Kedokteran Feinberg Universitas Northwestern yang juga salah seorang penulis studi itu, Molly Hales dalam situs Northwestern.
Misalnya, seperti dalam sebuah video yang disertakan dalam penelitian itu, pembuat konten mengaplikasikan 10 produk pada wajahnya dalam enam menit.
“Saat dia mengaplikasikan produk tersebut, dia mulai merasakan tidak nyaman dan terbakar, serta dalam beberapa menit terakhir, dia menunjukkan reaksi kulit yang nyata,” kata mantan dokter spesialis penyakit dalam di Northwestern Medicine sekaligus salah seorang penulis studi, Tara Lagu.
“Kami melihat, ada bahasa rasial yang diutamakan dalam beberapa kasus yang benar-benar menekankan kulit yang lebih terang dan cerah.”
Para peneliti menilai, video-video ini tidak memberikan manfaat apa pun bagi populasi remaja yang menjadi sasarannya. Terlebih lagi, mengingat cara kerja algoritma, hampir mustabil bagi orang tua atau dokter anak untuk melacak dengan tepat apa yang ditonton anak-anak atau remaja. Ada pula bahaya yang lebih dari sekadar kerusakan kulit.
“Menunjukkan gadis-gadis yang menghabiskan begitu banyak waktu dan perhatian untuk kulit mereka itu sangat bermasalah,” kata Hales.
“Kita menetapkan standar yang terlalu tinggi bagi mereka. Dalam masyarakat kita, mengejar kesehatan sering dianggap sebagai kebaikan, tetapi ide tentang 'kesehatan' ini sangat terkait dengan kecantikan, tubuh langsing, dan kulit putih. Yang berbahaya dari 'perawatan kulit' adalah klaimnya seolah-olah hanya tentang kesehatan.”
Dalam penelitian tersebut, para peneliti masing-masing membuat akun TikTok baru, mengaku mereka berusia 13 tahun. Lalu, mereka menganalisis rutinitas kecantikan dari 100 video TikTok oleh kreator konten berusia 7 hingga 18 tahun. Mereka mengumpulkan demografi pembuat konten, jumlah dan jenis produk yang digunakan, dan total biaya perawatan. Lalu membuat daftar produk yang digunakan dan bahan aktif serta tidak aktifnya.
“Mayoritas (anak-anak) yang ditampilkan dalam video ini tidak memiliki jerawat yang terlihat. Mereka memiliki kulit yang sempurna dan bersih,” tutur Hales, dikutip dari CNN.
Sebagian besar rutinitas perawatan kulit yang diteliti tidak mengandung tabir surya, tetapi mengandung produk yang dapat meningkatkan sensitivitas terhadap sinar matahari dan risiko kanker kulit.
“Misinformasi merupakan masalah besar di media sosial, terutama bagi para kreator konten yang berusia di bawah 18 tahun,” ujar dokter kulit di Cleveland, Sonal Shah kepada CNN.
“Sumber-sumber ini mungkin tidak memiliki latar belakang ilmiah dan tidak memahami sains di balik banyak produk ini, cara kerjanya, atau risiko yang ditimbulkannya.”
Baik Shah maupun Hales menyarankan anak-anak di bawah usia 18 tahun yang tidak berjerawat menggunakan pembersih yang lembut tanpa bahan aktif, dipadukan dengan pelembab bebas pewangi dan tabir surya mineral harian.
“Perawatan kulit mereka tidak harus rumit dan tidak harus sangat mahal,” kata Shah.
“Orang tua dapat berkonsultasi dengan dokter kulit bersertifikat atau dokter kulit anak jika ada masalah kulit yang signifikan atau tidak merespons pengobatan yang dijual bebas.”