Seberapa efektif menangkal dampak game online dari aturan klasifikasi usia?

Game online dianggap berpengaruh negatif terhadap anak-anak. Beberapa kasus dinilai muncul berawal dari permainan digital itu.

Sejumlah orang tengah asyik memainkan gim daring di sebuah rental gim di daerah Kemanggisan, Jakarta Barat, Kamis (18/10/2018). Alinea.id/Ahmad Rifwanto.

Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) resah terhadap game online karena dinilai berdampak buruk terhadap anak. Anggota KPAI Kawiyan, seperti dikutip dari Antara, menegaskan sudah banyak kasus dengan korban anak yang disebabkan game online, seperti kasus pornografi anak di Bandara Soekarno-Hatta yang dalam perkembangannya mengarah sebagai kejahatan perdagangan orang.

“Selain kasus di Soetta (Bandara Soekarno-Hatta), ada kasus anak membunuh orang tuanya, semua berawal dari game online. Dan masih banyak lagi kasus-kasus kriminal karena dampak dari game online,” katanya, seperti dikutip dari Antara.

Game bertema perang, dinilainya juga berdampak negatif. “Sekarang ini banyak anak kita berkata kasar karena game online. Sungguh sangat berbahaya game online itu bagi anak-anak kita,” tutur dia.

Berdasarkan alasan tadi, KPAI pun mendesak Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) segera menerbitkan aturan, sehingga game online yang mengandung kekerasan dan seksualitas dapat diblokir atau membatasi penggunaannya.

Di samping segala alasan tadi, anggota KPAI lainnya, Diyah Puspitarini mengatakan, lembaganya merasa resah karena akhir-akhir ini beberapa kasus perundungan dan kekerasan, salah satunya disebabkan lantaran anak-anak mendapat insight dari game online yang mereka mainkan.