Mengapa kereta kita kerap celaka?

Dalam 10 tahun, 2013-2023, total terjadi 60 kecelakaan kereta di Indonesia. Terbanyak terjadi pada 2018, yakni 11 kasus.

Ilustrasi kecelakaan kereta./Foto allenrobert/Pixabay.com

Empat orang, yang terdiri dari masinis, asisten masinis, pramugara, dan petugas KAI tewas dalam tabrakan yang melibatkan kereta api (KA) Turangga jurusan Surabaya Gubeng-Bandung dan KA lokal Bandung Raya jurusan Padalarang-Cicalengka di antara Stasiun Haurpugur-Stasiun Cicalengka, Kabupaten Bandung, Jawa Barat pada Jumat (5/1). Dikabarkan, 30-an orang luka.

Kecelakaan itu membuka insiden tabrakan kereta pertama di tahun 2024. Walau jadi salah satu transportasi publik penting untuk bepergian, kecelakaan kereta terhitung kerap terjadi di Indonesia. Data dari Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) menyebut, pada 2023 ada empat kasus kecelakaan kereta. Dalam 10 tahun, 2013-2023, total terjadi 60 kecelakaan kereta di Indonesia. Terbanyak terjadi pada 2018, yakni 11 kasus.

Berdasarkan penyebab kecelakaan, dari 2013-2023, KNKT menyebut anjlok menjadi insiden terbanyak, yakni 39 kasus. Sedangkan tabrakan, kecuali kasus terbaru pada 2024, ada sembilan kasus. Lainnya, terbakar satu kasus pada 2018.

Peneliti dari Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Univesitas Mercu Buana, yakni Hardianto Iridiastadia dan Zulfa Fitri Ikatrinasarib dalam “Indonesian railway accidents: Utilizing human factors analysis and classification system in determining potential contributing factors” terbit di IOS Press (2012) menemukan, personel garis depan, seperti masinis melakukan kesalahan dalam sebuah kecelakaan kereta. Sebagian besar (39%) disebabkan segala kondisi yang memengaruhi para masinis.

“Kelelahan, kantuk, dan kebosanan adalah beberapa kondisi yang terkait dengan tindakan yang tidak aman,” tulis Hardianto dan Zulfa.