close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
KMP Tunu Pratama Jaya, /Foto Instagram
icon caption
KMP Tunu Pratama Jaya, /Foto Instagram
Peristiwa
Kamis, 03 Juli 2025 16:00

Fakta-fakta tenggelamnya kapal Tunu Pratama Jaya

KMP Tunu Pratama Jaya tenggelam saat dalam perjalanan dari Pelabuhan Ketapang di Banyuwangi, Jawa Timur, menuju Gilimanuk, Bali.
swipe

Kapal motor penumpang (KMP) Tunu Pratama Jaya tenggelam di Selat Bali, Rabu (2/7) malam. Hingga kini, petugas dari Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Tanjung Wangi, Polairud Bali dan Banyuwangi, serta tim Basarnas masih mencari korban selamat dalam peristiwa nahas tersebut. 

Kapal Tunu Pratama Jaya mengangkut 65 orang. Rinciannya, 53 penumpang dan 12 kru kapal. Selain itu, kapal tersebut juga mengangkut 22 kendaraan berbagai golongan. Kapal sedang dalam perjalanan dari Pelabuhan Ketapang di Banyuwangi, Jawa Timur, menuju Gilimanuk, Bali saat dilaporkan tenggelam.

Untuk proses pencarian dan evakuasi korban, tim gabungan mengerahkan  2 kapal Basarnas, ada 2 kapal KSOP, 2 kapal milik PT Raputra Jaya, 2 KRI TNI AL, dan 1 kapal Polairud. Saat ini, 23 penumpang sudah dievakuasi. Empat orang meninggal dan 19 lainnya selamat. 

"Saat ini identitas para korban masih proses pendataan dan verifikasi oleh tim di lapangan," kata Kepala Basarnas, Mohammad Syafii kepada wartawan. 

Syafii mengatakan upaya penyelamatan korban tak mudah. Dari hasil pengamatan visual dan laporan BMKG, gelombang laut saat ini antara 2-2,5 meter. "Angin dalam kondisi kencang. Arus laut tergolong kuat," imbuhnya. 

Kenapa kapal tenggelam? 

Corporate Secretary PT ASDP Indonesia Ferry Shelvy Arifin mengatakan, insiden tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya pertama kali terpantau pada pukul 23.20 WIB. Saat itu, kapal mengalami gangguan mesin dan awak kapal menyampaikan permintaan bantuan melalui saluran komunikasi radio.

Kapal itu lantas mengalami mati listrik pada 23.35 WIB. Tidak lama berselang, sebagaimana dilaporkan Kompas.id, kapal terbalik dan hanyut ke arah selatan. Posisi terakhir kapal itu tercatat pada koordinat -08°09.371', 114°25.1569'.

Menurut testimoni sejumlah korban selamat, tidak ada pengumuman kapal bakal tenggelam. Kebanyakan korban mengaku terselamatkan karena menemukan jaket pelampung yang tercecer saat kapal hendak terbalik. 

"Sekitar tiga menit setelah oleng, kapal sudah terbalik. Saya masih sempat meloncat," kata Bejo Santoso, salah satu korban selamat insiden tengelamnya KMP Tunu Pratama Jaya, seperti dikutip dari Antara.

Korban diselamatkan nelayan

Bejo mengatakan dia terombang-ambing di laut dari sekitar pukul 00.00 WITA, menjelang pukul 06.00 WITA. Ia diselamatkan oleh perahu nelayan bersama sejumlah penumpang lainnya. Bejo juga membawa jenazah penumpang lain dengan cara diikat pada ban pelampung yang kebetulan dia temukan.

"Kalau penumpang yang berada di dalam ruang saya pesimis mereka bisa keluar. Karena kapal itu terbalik dalam hitungan menit," kata warga asal Kecamatan Cluring, Kabupaten Banyuwangi, Provinsi Jawa Timur ini.

Penuturan serupa diutarakan Imron, penumpang kapal asal Banyuwangi. KMP Tunu Pratama Jaya, kata dia, terbalik setelah oleng tiga kali. 
"Yang ketiga, air laut sudah masuk ke ruang penumpang," kata Imron.

Imron mengaku selamat karena terdorong air ke atas. Ia berhasil keluar melalui celah ruang penumpang. Saat terombang-ambing, ia menemukan jaket pelampung. Ia juga diselamatkan nelayan asal Dusun Pabuahan, Desa Banyubiru.

Ilustrasi kapal tenggelam/flickr.

Kecelakaan serupa 

Sebelumnya, KMP Tunu Pratama Jaya pernah kandas di dekat Pelabuhan Gilimanuk, Kabupaten Jembrana, Bali pada Agustus 2022. Kapal itu kandas karena terseret arus angin kencang yang mencapai 35 knot. Ketika kandas, KMP Tunu Pratama Jaya mengangkut 30 orang. 

Insiden serupa di Selat Bali juga pernah terjadi pada 29 Juni 2021. Ketika itu, kapal KMP Yunicee yang mengangkut 75 orang tenggelam. Sebanyak 11 orang dilaporkan tewas dan 13 orang hilang dalam peristiwa tersebut.

Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) menduga KPM Yunicee tenggelam karena kelebihan muatan saat berangkat dari Pelabuhan Ketapang. KNKT juga menemukan permasalahan pada stabilitas KMP Yunicee.

 

img
Christian D Simbolon
Reporter
img
Christian D Simbolon
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan