Sosial dan Gaya Hidup

Mengapa penulisan “sejarah resmi” Indonesia menuai polemik?

Rencananya, buku itu diterbitkan sebagai kado hari kemerdekaan Indonesia ke-80, Agustus nanti.

Rabu, 21 Mei 2025 06:36

Proyek penulisan “sejarah resmi” Indonesia menuai polemik. Pemerintah berencana menerbitkan “buku babon” sejarah nasional pada Agustus nanti, sebagai “hadiah” hari kemerdekaan ke-80.

Pernyataan “penulisan ulang” buku sejarah nasional ini pertama kali dilontarkan Menteri Kebudayaan Fadli Zon selepas pertemuan dengan Masyarakat Sejarawan Indonesia (MSI) di Bandung, Jawa Barat, pada Desember 2024 lalu. Menurutnya, bakal ada revisi penambahan di buku sejarah. Salah satu revisi itu, kata Fadli, terkait sejarah peradaban di Indonesia yang ternyata lebih tua.

“Ada temuan-temuan baru, misalnya penelitian terbaru dalam prasejarah kita, seperti Gua Leang-Leang Maros yang tadinya usianya diduga 5.000 tahun ternyata 40.000-52.000 tahun yang lalu usianya, itu kan harus ditambahkan. Kalau tidak ada yang baru, ya kita teruskan,” kata Fadli, dikutip dari Antara.

Apa saja yang bakal direvisi dan siapa saja yang dilibatkan?

Dikutip dari Antara, Ketua Umum MSI Agus Mulyana mengatakan, revisi sejarah yang dimaksud terkait data dan temuan dari riset sejarah atau arkeologi terbaru untuk memberikan energi positif pada bangsa. Terutama kepercayaan diri.

Fandy Hutari Reporter
Fandy Hutari Editor

Tag Terkait

Berita Terkait