Menkes mengaku Indonesia belum bisa deteksi semua penderita TBC

Tetapi sayangnya, sampai sebelum Covid, Indonesia paling banyak baru bisa mengidentifikasi 545.000 penderita TBC.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin. Foto: YouTube Sekretariat Presiden

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengestimasi, ada 969.000 masyarakat Indonesia yang terkena TBC pada setiap tahunnya. Tetapi sayangnya, sampai sebelum Covid, Indonesia paling banyak baru bisa mengidentifikasi 545.000 penderita TBC, sisanya atau sekitar 400.000 tidak terdeteksi.

"Padahal TBC ini penyakit menular dan bisa menular ke mana-mana. Oleh karena itu, pemerintah sejak akhir 2022 sudah melakukan akselerasi. Dan pada 2022 kita sudah pernah mencapai yang terdeteksi naik ke 720.000. Sebelum pandemi hanya bisa mendeteksi 545.000," terang dia dalam keterangan resminya yang dipantau online, Selasa (18/7).

Naiknya jumlah penderita TBC dinilainya positif. Pasalnya akan mengurangi potensi penderita TBC yang tak terdeteksi menularkan penyakit itu ke orang lain.

"Kami harapkan sampai 2024, sekitar 90% dari estimas yang 969.000 bisa ketemu atau bisa terdeteksi," ucap dia. 

Setelah terdeteksi, ada masalah lain untuk mengurangi jumlah penderita TBC di Indonesia. Yakni, lamanya waktu yang dibutuhkan untuk kembali sehat. Di mana, minum obat TBC minimal membutuhkan waktu enam bulan. Dan obat TBC itu sebanyak lima hingga tujuh pil.