Kelelahan digital bukan hanya soal otak. Penggunaan layar dalam waktu lama juga menyebabkan keluhan fisik.
Di era digital saat ini, layar telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Namun, penggunaan perangkat digital yang berlebihan bukan tanpa dampak.
dr. Tarık Mecit, anggota fakultas di Departemen Fisiologi Universitas Biruni, Turki mengingatkan bahwa kelelahan digital tidak hanya memengaruhi mata, tetapi juga berdampak pada hormon, kualitas tidur, dan sistem kekebalan tubuh. Fenomena ini kian umum, terutama di kalangan remaja dan anak muda, dan menjadi persoalan kesehatan yang patut diwaspadai.
Dampak langsung ke otak dan mental
Menurut dr. Mecit, stimulasi terus-menerus pada korteks prefrontal – bagian otak yang berperan dalam pengambilan keputusan dan konsentrasi – akibat penggunaan gawai seperti ponsel dan komputer, menyebabkan kelelahan mental. Ia menjelaskan bahwa rangsangan yang intens ini lama-kelamaan menguras sumber daya kognitif. Akibatnya, seseorang bisa mengalami kelelahan mental yang cukup parah hingga kesulitan mengambil keputusan, mengalami gangguan konsentrasi, dan merasa pikirannya kabur.
Yang lebih mengkhawatirkan, paparan layar berlebihan pada remaja – saat otak masih dalam tahap perkembangan – berisiko menimbulkan gangguan jangka panjang. "Waktu layar yang tinggi di usia muda bisa menghambat neuroplastisitas, merusak struktur materi putih otak, serta memicu gejala seperti defisit perhatian," jelasnya.
Permainan digital dan media sosial pun tak lepas dari sorotan. Ketika aktivitas ini mengganggu sistem penghargaan-hukuman dalam otak, proses pembelajaran menjadi dangkal dan memori jangka panjang pun terhambat.