Sosial dan Gaya Hidup

Perempuan yang melakukan objektifikasi diri punya empati yang rendah

Objektifikasi diri adalah proses psikologis ketika seseorang, menilai dan memandang dirinya dirinya dari sudut pandang penampilan fisik.

Senin, 15 September 2025 17:00

Serangkaian tiga studi menemukan, perempuan yang lebih rentan terhadap objektifikasi diri cenderung memiliki tingkat empati yang lebih rendah, baik dari sisi emosional (afektif) maupun pemahaman kognitif. Perempuan dalam kelompok ini juga lebih mungkin mengalami dehumanisasi diri, yakni perasaan melihat diri sendiri seperti bukan manusia sepenuhnya.

Menariknya, dehumanisasi diri juga terkait dengan menurunnya kemampuan teori pikiran—kemampuan untuk memahami kalau orang lain punya pikiran, perasaan, persepsi, dan tujuan masing-masing. Hasil temuan ini dipublikasikan dalam jurnal Pscychology of Women Quarterly.

Objektifikasi diri adalah proses psikologis ketika seseorang, terutama perempuan, menilai dan memandang dirinya dirinya dari sudut pandang penampilan fisik, bukan dari kemampuan atau kualitas internal, terutama berdasarkan bagaimana tubuh mereka terlihat oleh orang lain. Perempuan yang punya pola pikir seperti ini cenderung terus-menerus memantau penampilan mereka—perilaku yang dikenal sebagai “pengawasan diri”.

Kebiasaan ini membuat perempuan sering membandingkan diri dengan standar kecantikan yang berlaku di masyarakat, yang sering kali tidak realistis, bahkan mustahil untuk dicapai. Akibatnya, objektifikasi diri sering memicu rasa malu terhadap tubuh karena individu menghakimi diri sendiri saat merasa gagal memenuhi standar tersebut.

Objektifikasi diri juga dapat menimbulkan kecemasan tentang bagaimana penampilan tubuh mereka dipersepsikan dalam situasi sosial. Seiring waktu, tekanan ini bisa berkembang menjadi gangguan makan dan depresi.

Fandy Hutari Reporter
Fandy Hutari Editor

Tag Terkait

Berita Terkait