Perang antara militan Palestina, Hamas, dengan Israel masuk ke ranah media sosial. Dukung-mendukung dan penyensoran terjadi.
Perang Hamas-Israel, yang telah menimbulkan korban sipil tak berdosa di Gaza, Palestina—9.488 orang tewas per 5 November 2023—disebut-sebut sudah mengarah ke genosida oleh Israel. Mulanya, militan Palestina, Hamas, menyerang Israel lewat darat, laut, dan udara pada 7 Oktober 2023. Setidaknya, lebih dari 1.000 warga Israel tewas dalam serangan tersebut, dan 200 orang diculik.
Konflik bersenjata itu pun memunculkan pandangan pengguna media sosial yang terbelah. Emma Goldberg dan Sapna Maheshwari dalam New York Times, 2 November 2023 menulis, banyak orang di Amerika Serikat melihat pentingnya unggahan di media sosial tentang perang. Hal itu menandakan dukungan bagi komunitas yang dirugikan.
Akan tetapi, Goldberg dan Maheshwari mengakui, konflik Israel-Palestina adalah isu yang sangat pelik dan bisa memecah belah ketika dibahas di media sosial. “Terutama bagi mereka yang tidak memiliki pengetahuan tentang wilayah tersebut atau sejarahnya,” tulis Goldberg dan Maheshwari.
Bagi sebagian orang di Amerika Serikat, tulis Goldberg dan Maheshwari, menganggap kompleksitas dan skala konfik hampir mustahil disaring dalam unggahan di Instagram dan X (dahulu Twitter).
Mereka sadar unggahannya punya konsekuensi, termasuk serangan pribadi. Beberapa orang yang sudah mengemukakan pendapatnya soal perang secara terang-terangan, terutama yang mendukung Palestina, sebut Goldberg dan Maheshwari, berhadapan dengan segala risiko.