Botox memang dapat menjadi solusi cepat untuk tampil lebih muda, tetapi jangan pernah lupa bahwa ini adalah prosedur medis — bukan sekadar perawatan ringan di salon.
Di balik kilau dunia kecantikan, sebuah peringatan serius datang dari Inggris. Puluhan orang dilaporkan mengalami gejala mirip botulisme, kondisi langka namun berpotensi mengancam jiwa, setelah menjalani prosedur suntik Botox di wilayah timur laut negara tersebut. Kasus ini kini menjadi sorotan serius otoritas kesehatan.
Kekhawatiran ini bermula ketika beberapa pasien datang ke rumah sakit di wilayah Durham dengan keluhan tidak biasa: kelopak mata turun drastis, penglihatan ganda, kesulitan menelan, hingga bicara yang terdengar tidak jelas. Seiring waktu, laporan serupa terus berdatangan. Hingga Jumat lalu, tercatat 28 orang mengalami gejala yang diduga berkaitan dengan prosedur Botox.
Otoritas Kesehatan dan Keamanan Inggris (UKHSA) pun langsung bergerak. Mereka menduga pasien-pasien ini mengalami botulisme iatrogenik — yaitu jenis botulisme yang muncul ketika terlalu banyak toksin botulinum (zat aktif dalam Botox) disuntikkan ke dalam tubuh. Racun ini bekerja dengan melumpuhkan otot-otot, yang dalam konteks kosmetik berguna untuk mengurangi kerutan, tetapi dalam dosis berlebih dapat berbahaya.
“Botox memang berasal dari racun, meski dalam kadar yang sangat kecil dan terkontrol,” jelas Dr. Joanne Darke dari UKHSA. “Karena itu, sangat penting hanya melakukan prosedur ini melalui praktisi yang berlisensi dan berpengalaman.”
Yang mengejutkan, beberapa pasien diketahui menjalani suntikan dari oknum yang diduga tidak memiliki izin resmi, atau menggunakan produk tiruan yang dijual secara ilegal. Badan Regulasi Obat dan Produk Kesehatan Inggris (MHRA) tengah menyelidiki dugaan perdagangan produk Botox palsu di wilayah ini.