close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Foto: Ist
icon caption
Foto: Ist
Sosial dan Gaya Hidup
Senin, 23 Juni 2025 10:28

Yoga wajah, memang ada pengaruhnya?

Yoga wajah disebut-sebut mampu memberikan efek seperti facelift alami, mengurangi garis-garis halus, dan mengencangkan wajah.
swipe

Mengerut, mengembungkan, mengerutkan, dan meregangkan wajah mungkin terlihat lucu bagi sebagian orang. Namun bagi praktisi yoga wajah, gerakan-gerakan ekspresif itu merupakan bagian dari latihan yang dianggap serius.

Alih-alih melakukan pose tubuh penuh seperti downward dog, mereka menggantinya dengan ekspresi seperti duckface dan latihan otot wajah lainnya. Latihan ini menjadi populer karena bebas produk, relatif hemat biaya, dan mudah dilakukan di rumah.

Yoga wajah disebut-sebut mampu memberikan efek seperti facelift alami, mengurangi garis-garis halus, dan mengencangkan wajah. Testimoni dari influencer dan praktisi membanjiri media sosial, membuat banyak orang tertarik mencobanya. Tapi apakah klaim tersebut benar-benar didukung oleh sains?

Menurut Dr. Anetta Reszko, dokter kulit di New York dan asisten profesor klinis dermatologi di Weill Cornell Medical College, wajah terdiri dari lapisan kulit, lemak, dan otot yang membungkus tulang tengkorak. Di antara kulit dan otot terdapat bantalan lemak subkutan yang membantu membentuk kontur wajah.

Seiring bertambahnya usia, atau jika otot-otot wajah jarang digunakan—misalnya karena prosedur seperti Botox—otot bisa mengalami atrofi atau penyusutan. Hal ini bisa menyebabkan bantalan lemak turun, sehingga wajah terlihat lebih kendur.

“Lemak dan otot bekerja sama memberi volume pada wajah,” ujar Reszko. Dalam teori yoga wajah, latihan ini diyakini membantu membangun kembali otot wajah yang menyusut, sehingga bentuk wajah dapat kembali seperti semula.

Dr. Murad Alam, wakil ketua departemen dermatologi di Universitas Northwestern di Chicago, melakukan penelitian pada 2018 untuk menguji klaim ini. Dalam studi yang melibatkan 16 orang dewasa paruh baya, para peserta diminta melakukan yoga wajah selama 30 menit setiap hari selama 20 minggu.

Hasilnya, tim dokter kulit yang mengamati mencatat adanya peningkatan kepenuhan di area pipi—daerah yang memang memiliki otot wajah terbesar. Namun, Alam mencatat bahwa uji coba ini berskala kecil dan belum cukup untuk menarik kesimpulan pasti. Ia menyebutkan, uji klinis lanjutan masih diperlukan, meskipun dana untuk studi semacam ini biasanya sulit didapat karena tidak melibatkan produk atau alat medis.

Alam menambahkan, yoga wajah bukan pengganti prosedur kosmetik karena hasilnya belum tentu seefektif perawatan klinis. Namun, metode ini bisa menjadi alternatif bagi mereka yang menghindari prosedur medis karena alasan biaya atau efek samping.

Selain potensi efek pada kontur wajah, yoga wajah juga dapat membantu mengurangi pembengkakan wajah akibat penumpukan cairan limfatik. “Wajah memiliki ratusan kelenjar getah bening,” jelas Reszko. “Saat tidur dalam posisi telentang, cairan bisa terkumpul dan membuat wajah tampak bengkak.”

Dengan menggerakkan dan memijat wajah selama 10–15 menit, sirkulasi limfatik bisa ditingkatkan, membantu mengeluarkan limbah dan mengurangi bengkak. Ini juga bermanfaat bagi pasien pasca-operasi kosmetik atau yang memiliki alergi kronis, tambahnya.

Dari sisi kesehatan kulit, meningkatkan aliran darah ke wajah dapat membuat kulit tampak lebih merona dan lembap. Meski begitu, efek ini biasanya bersifat sementara.

Sementara itu, Annelise Hagen, seorang instruktur yoga dan penulis The Yoga Face, melihat yoga wajah sebagai pendekatan untuk menyadari ketegangan yang tersembunyi di wajah. Menurutnya, banyak orang tidak menyadari bahwa mereka sering membuat ekspresi tegang, seperti mengatupkan rahang atau mengernyitkan dahi, yang jika dibiarkan dapat berdampak pada ekspresi dan suasana hati.

Dalam kelasnya, Hagen sering menggunakan latihan seperti “napas singa”—mulut terbuka lebar, lidah menjulur, mata memutar ke atas, dan napas dihembuskan—untuk mengendurkan ketegangan wajah dan leher. Ia juga mengajarkan ekspresi seperti “senyum Buddha” sebagai cara menyadari ekspresi wajah sendiri.

“Ketegangan adalah hal umum. Banyak orang tidak sadar mereka menyimpan ketegangan di wajah,” katanya. Bagi Hagen, yoga wajah adalah latihan kesadaran, bukan sekadar teknik kecantikan.

Lalu, apakah yoga wajah bisa berbahaya? Menurut Alam, secara umum tidak. Untuk menimbulkan efek samping seperti memar atau trauma, gerakannya harus sangat ekstrem dan menyakitkan.

Namun, Reszko memperingatkan agar berhati-hati saat melakukan gerakan di sekitar mata karena kulit di sana lebih tipis dan sensitif. Untuk kebutuhan yang lebih dramatis seperti mengatasi kerutan atau jerawat, ia menyarankan konsultasi dengan dokter kulit bersertifikat.

Dengan tren yang terus berkembang, yoga wajah bisa menjadi alternatif pelengkap perawatan kulit atau pendekatan kesadaran diri yang baru. Tapi seperti halnya tren kecantikan lainnya, pemahaman yang tepat dan penggunaan yang bijak tetap menjadi kunci. (CNN)

img
Fitra Iskandar
Reporter
img
Fitra Iskandar
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan