Riset: Lemak bikin "lemot" dan ganggu sistem imun

Tak hanya bikin gemoy, konsumsi berlebih makanan berlemak juga punya banyak dampak negatif bagi kesehatan.

Ilustrasi pengidap obesitas. /Pixabay

Tidak hanya memicu kelebihan berat badan dan kanker usus, konsumsi makanan yang mengandung banyak lemak ternyata juga bisa mengganggu fungsi otak dan sistem imun. Orang-orang yang hobi makanan berlemak juga potensial terjangkit Covid-19 yang parah. 

Kesimpulan itu ditemukan para peneliti University of California (UCR) dalam kajian bertajuk "Impact of various high fat diets on gene expression and the microbiome across the mouse intestines" yang terbit di Scientific Reports pada 27 Desember 2023. 

Dalam risetnya, para peneliti bereksperimen dengan memberikan tiga jenis makanan berbeda kepada tikus selama 24 minggu. Sekitar 40% asupan kalorinya berasal dari lemak. Mikrobioma para tikus dan perubahan genetik pada keempat bagian usus menjadi fokus penelitan mereka. 

Dalam eksperimennya, para peneliti membagi tiga kelompok tikus. Kelompok tikus pertama dikondisikan untuk mengonsumsi makanan berdasarkan lemak jenuh dari minyak kelapa. Kelompok tikus kedua mendapat minyak kedelai tak jenuh tunggal yang dimodifikasi. Sisanya mengonsumsi minyak kedelai tidak dimodifikasi yang tinggi lemak tak jenuh ganda.

Jika dibandingkan dengan tikus-tikus yang dietnya dikontrol supaya rendah lemak, ketiga kelompok tikus dalam eksperimen tersebut mengalami perubahan ekspresi gen. Ekspresi gen ialah proses di mana informasi yang melekat pada gen-gen makhluk hidup diubah menjadi fungsi-fungsi tertentu.