Sosial dan Gaya Hidup

Terlalu banyak bicara bisa jadi sinyal gangguan mental

Berbicara berlebihan, menurut Verywell Health, bisa dianggap “normal” dan “tidak normal”.

Kamis, 02 Oktober 2025 17:00

Mungkin Anda atau seseorang yang Anda kenal sering disebut cerewet karena terlalu banyak berbicara. Terlalu banyak berbicara, terkadang memang bisa menyebalkan bagi beberapa orang dalam sebuah percakapan. Padahal, sifat itu tidak selalu buruk. Dalam banyak profesi, justru kemampuan tersebut dianggap kelebihan.

Apalagi menentukan apa yang disebut bicara berlebihan sebenarnya cukup subjektif. Apa yang dianggap berlebihan oleh seseorang, bisa saja dianggap ramah oleh orang lain.

Verywell Health menyebut, tanda-tanda berbicara berlebihan atau berbicara kompulsif, antara lain memotong pembicaraan orang lain, mendominasi percakapan, berbicara pada waktu atau tempat yang tidak tepat, terlalu banyak berbagi informasi pribadi, berbicara secara impulsif, takut ada jeda dalam percakapan, lebih banyak berbicara daripada mendengarkan, serta mengubah atau mengarahkan percakapan ke hal-hal yang hanya menarik bagi diri sendiri.

“Ini bukan percakapan dua arah. Ini lebih seperti monolog. Anda berbicara dengan orang lain, tetapi tidak memberi kesempatan kepada orang lain untuk berkontribusi dalam percakapan, jadi Anda tidak terlalu menyadari keinginan atau minat mereka untuk ikut campur,” ujar psikolog asal Florida, Amerika Serikat, Carolyn Rubenstein kepada Daily Mail.

“Banyak orang bahkan tidak sadar kalau mereka terlalu banyak bicara.”

Fandy Hutari Reporter
Fandy Hutari Editor

Tag Terkait

Berita Terkait