Tips mengidentifikasi dan mengelola rasa lapar

Rasa lapar ditandai sebagai stimulus internal yang memulai tindakan asupan makanan.

Ilustrasi seseorang sedang menikmati makanan. Foto Pixabay.

Perbedaan antara lapar dan hanya ingin makan berbeda tipis. Setiap orang tidak selalu makan karena lapar, tetapi juga karena bosan, bahagia, stres, atau terlalu lelah. Camilan menjadi salah satu alternatif ketika kita sudah bosan atau stres, tetapi secara fisik kita tidak membutuhkannya dan justru malah akan menambah berat badan serta risiko obesitas. 

Apakah Saya benar-benar lapar?

Rasa lapar ditandai sebagai stimulus internal yang memulai tindakan asupan makanan. Mengonsumsi makanan sebagai respons terhadap kelaparan dianggap sebagai langkah di antara proses pengaturan makanan. Namun, sebuah kutipan mengatakan bahwa rangsangan rasa lapar tidak sering dipengaruhi oleh asupan makanan, tetapi oleh banyak faktor lain yang menimpanya.

Faktor tersebut, antara lain makanan tersebut begitu menggoda, atau faktor intrinsiknya seperti emosi yang kuat dan faktor sosialnya adalah menemani seseorang untuk makan. Tak hanya itu, faktor lainnya yang dikatakan oleh para ahli, adalah bahwa kebingungan tentang perasaan lapar yang sebenarnya atau 'makan tanpa merasa lapar' dirasakan selama masa kanak-kanak.

Kebiasaan ini cenderung bertahan seumur hidup tanpa memahami kebutuhan tubuh akan makanan yang sebenarnya. Sebuah penelitian menyebutkan bahwa keinginan untuk mengonsumsi makanan bisa saja terjadi tanpa adanya rangsangan rasa lapar, namun rasa lapar sendiri merupakan faktor yang merepresentasikan kapan tubuh kita membutuhkan makanan atau siap untuk mencerna.