Mengubah gaya rambut usai putus cinta adalah simbol perlawanan

Bukan sekadar gaya-gayaan, mengubah gaya rambut disebut sebagai simbol perlawanan.

Ilustrasi gaya rambut perempuan./Foto StockSnap/Pixabay.com

Sebagian orang merasa putus cinta menjadi pengalaman yang sulit. Tak mudah melupakan segala kenangan yang pernah terjadi dengan mantan kekasih. Maka, cara unik dilakukan untuk mengatasi perasaan sedih dan kecewa. Salah satunya mengubah gaya rambut. Hal ini banyak dilakukan perempuan.

Survei All Things Hair menunjukkan, 70% dari 716 perempuan berusia 18 hingga 54 tahun di Inggris mengaku mengganti gaya rambut mereka setelah putus cinta. Lalu, sebanyak 66% responden mengaku mewarnai rambut mereka, 60% memotongnya menjadi lebih pendek, dan 22% memilih untuk punya poni.

All Things Hair pun menyebut, hasil riset menunjukkan 64% perempuan yang mengganti gaya rambut setelah putus cinta melakukannya untuk mencoba sesuatu yang baru, 48% melakukannya untuk membantu mereka melanjutkan hidup, dan 38% mengklaim kembali ke identitas mereka.

Mengubah gaya rambut pasca-putus hubungan pernah dilakukan selebritas dunia, termasuk penyanyi Amerika Serikat, Katy Perry pada 2017. Membuat tren ini semakin lazim terjadi.

Meski begitu, potret budaya pop tentang potongan rambut pasca-putus cinta perempuan cukup baru. Menurut penulis Sadie Stein dalam artikelnya di Jezebel, mengubah gaya rambut pada perempuan yang putus cinta baru ada pada abad ke-20. Sebelumnya, perempuan tak mengubah gaya rambut mereka, dengan alasan putus cinta.