Waspada munculnya mutasi virus Covid-19 di akhir pandemi

Jumlah yang membutuhkan perawatan di rumah sakit dan angka kematian karena kasus Covid-19 sedikit, yaitu hanya 0,3%.

Ilustrasi. Pixabay

Isu mengenai akhir pandemi Covid-19 ramai diperbincangkan. Seperti pernyataan Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus, yang menilai bahwa akhir pandemi sudah di depan mata. Hal ini juga disampaikan oleh Presiden Joko Widodo, bahwa pandemi di Indonesia sudah mulai mereda dan akan dinyatakan akhir dari pandemi. 

Guru Bear Mikrobiologi di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Amin Soebandrio menilai, jumlah kasus Covid-19 cenderung menurun, dibanding sebelum-sebelumnya. Namun, virus Covid-19 masih terus bermutasi. Meski jumlah kasus Covid-19 masih ada, tetapi jumlah yang membutuhkan perawatan di rumah sakit dan angka kematian karena kasus Covid-19 sedikit, yaitu hanya 0,3%.

“Kita memang berharap pandemi Covid-19 ini segera berakhir dan harus mempersiapkan diri terhadap perubahan dari pandemi ke endemi. Tugas itu tidak hanya pemerintah saja, tetapi juga masyarakat beserta fasilitas dan tenaga kesehatan karena mungkin pandemi Covid-19 akan berakhir,” kata Amin.

Amin mengungkap, jumlah orang yang menderita sakit berat karena Covid-19 saat ini hanya 0,3% dari total penduduk di dunia. Namun menurutnya, ada satu kemungkinan virus lain yang serupa turunan dari Omicron atau hasil mutasi, yang bisa menyebabkan munculnya kembali Covid-19 di akhir pandemi,

“Sekali lagi, saya tekankan kembali. Kasusnya belum hilang, walaupun WHO bilang akan berakhir pandeminya, tetapi jumlah kasus, orang yang sakit, dan virusnya masih ada dan terus bermutasi. Namun, semuanya masih bisa diprediksi,” imbaunya.