Fakta soal krisis air bersih dan BBM

Benarkah pernyataan Prabowo Subianto tentang krisis bahan bakar minyak dan air bersih pada 2025?

Calon Presiden no urut 02 Prabowo Subianto (tengah) menyampaikan sambutan dalam Kopi Darat (Kopdar) Ojek Online (Ojol) Menuju Perubahan Indonesia 9 (Kompi 9) di lapangan parkir Sirkuit Internasional Sentul, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Minggu (16/12/2018). /Antara Foto.

Calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto menyampaikan ceramah kebangsaan akhir tahun di Hambalang, Bogor. Dalam ceramah yang diunggah di laman resmi Facebooknya itu, Prabowo mengungkapkan segala permasalahan bangsa. Salah satu yang disinggung adalah masalah ketahanan energi dan air bersih.

“Saya baru dari Jawa Tengah minggu lalu. Anggota-anggota kami mengatakan, mereka butuh air (bersih). Sebentar lagi di Indonesia, kalau tidak hati-hati, kita akan krisis air (bersih),” kata Prabowo, Minggu (30/12).

Prabowo pun menyinggung soal air bersih yang sulit didapat warga di Tanjung Priok dan air laut yang akan naik pada 2025. Menurutnya, rakyat di wilayah Tanjung Priok tidak dapat air bersih. Bahkan, orang yang secara keuangan berada juga harus membeli air bersih.

Selain masalah krisis air bersih, mantan Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus (Danjen Kopassus) ini juga menyinggung ketahanan energi. Dalam hal ini ketersediaan bahan bakar minyak (BBM).

“Tahun 2025 Indonesia akan impor 100% bahan bakar minyak. Kita habis. Dua juta barel per hari kita impor,” ujar Prabowo. “Kalau tidak dipersiapkan dari sekarang, tahun 2025 kita krisis air (bersih), air laut naik, juga krisis bahan bakar.”