Frozen food makin diminati kala pandemi

Penjualan frozen food mengalami pertumbuhan setiap tahunnya. Namun kondisi pandemi membuat penjualan makanan beku makin melonjak.

Ilustrasi Alinea.id/Bagus Priyo.

Sepanjang 2020, kinerja sektor industri makanan dan minuman mengalami penurunan akibat pandemi. Namun tak seperti induknya, sub sektor industri makanan olahan, khususnya makanan beku justru mencatat penjualan cemerlang.

Berdasarkan catatan Asosiasi Rantai Pendingin Indonesia (ARPI), konsumsi seafood beku pada 2019 mencapai 3,9 juta ton, unggas sebesar 1,9 juta ton, daging 500 ribu ton, produk susu dan olahannya (dairy product) 1,2 juta ton, serta buah dan sayur sebesar 2,4 juta ton. Sehingga, secara keseluruhan konsumsi makanan beku nasional mencapai 9,9 juta ton.

Kemudian, dengan adanya wabah Covid-19, total konsumsi makanan beku nasional pun diperkirakan meningkat hingga 17% menjadi sekitar 11,58 juta ton pada 2020. Angka ini terdiri dari konsumsi ikan yang mencapai 45%, ayam 22%, daging 8%, dan sisanya adalah konsumsi produk olahan susu, serta buah dan sayur.

Peningkatan ini, kata Ketua Umum ARPI Hasanddin Yasni, disebabkan oleh kesadaran masyarakat untuk menambah persediaan makanan selama pandemi yang semakin tinggi. Ditambah lagi dengan pembatasan jam operasional mal dan juga pasar tradisional demi mencegah terjadinya penularan wabah.

Pakar Marketing Yuswohady mengatakan, selain faktor pandemi, peningkatan konsumsi makanan beku juga disebabkan oleh kebiasaan baru ibu-ibu rumah tangga. Memasak sendiri di rumah atau home cooking menjadi kelaziman. Frozen food pun menjadi salah satu pilihan favorit lantaran lebih praktis dan mudah diolah.