Hikayat ondel-ondel

Ondel-ondel dulunya bukan sekadar alat buat mengamen di jalanan.

Ondel-ondel dulunya bukan sekadar alat buat mengamen di jalanan. Ilustrasi Alinea.id/Dwi Setiawan

Sebelum dikenal sebagai ondel-ondel, masyarakat Betawi menyebut kesenian ini dengan barong. Barong dari barongan yang berarti bareng-bareng. Boneka barong ditampilkan dengan muka yang seram sebagai penolak bala atau mengusir roh jahat. 

Selain itu, barongan dipakai sebagai media dalam upacara sedekah bumi di perkampungan. Di masa pemerintah VOC, barongan dipentaskan bersama kesenian musik tanjidor khas Betawi di Kota Batavia saat perayaan Tahun Baru China atau ulang tahun Ratu Wilhelmina.

Namun belakangan, ondel-ondel kian marak dugunakan hanya jadi sekadar alat mencari duit. Kesenian ondel-ondel pun hanya disajikan ala kadarnya dan tanpa mematuhi pakem. 

Menanggapi hal itu, budayawan Betawi Yahya Andi Saputra mengatakan, sudah semestinya Pemerintah Daerah DKI turun tangan.

“Terlihat berantakan sekali. Didorong-dorong pakai pengeras suara. Penampilannya sudah kumuh,” kata Yahya saat dihubungi Alinea.id du Jakarta, Jumat (21/2).