Pakistan ditandai sebagai tempat paling berbahaya ke-5 di dunia bagi jurnalis

Menurut laporan media, 138 awak media di negara itu telah kehilangan nyawa mereka dalam menjalankan tugas antara tahun 1990 dan 2020.

ilustrasi. Istimewa

Pada kesempatan Hari Kebebasan Pers Sedunia, Persatuan Jurnalis Federal Pakistan (PFUJ) mendesak pemerintah Shehbaz Sharif untuk melindungi hak-hak personel media dan jurnalis di tengah meningkatnya pelanggaran hak asasi manusia terhadap media di Pakistan.

Dalam pernyataan bersama yang dikeluarkan pada hari Senin (2/5), presiden PFUJ Shahzada Zulfiqar dan sekretaris jenderal Nasir Zaidi menggarisbawahi pentingnya kebebasan pers, kebebasan berbicara dan berekspresi. "Kebebasan pers adalah ciri masyarakat yang maju dan sehat dan tidak dapat dikompromikan," lapor Dawn.

Seruan ini muncul setelah Pakistan menduduki peringkat kelima tempat paling berbahaya untuk praktik jurnalisme, menurut Federasi Jurnalis Internasional (IFJ).

Menurut laporan media, 138 awak media di negara itu telah kehilangan nyawa mereka dalam menjalankan tugas antara tahun 1990 dan 2020.

Mengekspresikan keprihatinan atas keadaan kebebasan media di Pakistan, PFUJ mengatakan: "Dalam setidaknya sembilan kasus, jurnalis diintimidasi atau dibungkam sama sekali, baik dalam bentuk penyerangan, penghilangan paksa, pembunuhan atau penyensoran terbuka."