Ngadu ke DPR, 30 orang disebut masih hilang usai kerusuhan 22 Mei

"Terdapat 10 orang meninggal dunia, 30 orang masih hilang dan ratusan lainnya masih ditahan."

Massa aksi terlibat bentrokan dengan aparat keamanan saat menggelar demonstrasi menolak hasil Pemilu 2019. Antara Foto

Ikatan Keluarga Besar Universitas Indonesia (IKB UI) didampingi Gerakan Nasional Kedaulatan Rakyat (GNKR) mengadu kepada Wakil Ketua DPR, Fadli Zon, mengenai sikap pemerintah yang dianggap tidak serius terkait penyelesaian pascakerusuhan yang terjadi pada 21 dan 22 Mei 2019.

Perwakilan dari  IKB UI, Marwan Batubara, mengatakan saat ini sudah satu bulan pascakerusuhan yang terjadi di depan Gedung Bawaslu yang berawal dari menolak hasil Pemilu 2019. Namun upaya untuk menindaklanjutinya dianggap setengah hati. Padahal, banyak korban berjatuhan saat terjadi kerusuhan tersebut.

“Dari cacatan kami terdapat 10 orang meninggal dunia, 30 orang masih hilang dan ratusan lainnya masih ditahan. Kejadian tersebut telah menyebabkan ratusan orang menderita cedera akibat tembakan dan pukulan,” kata Marwan di Kompleks Parlemen di Senayan, Jakarta pada Jumat, (21/6).

Meskipun kerusuhan pada 21 dan 22 Mei 2019 dipicu adanya aksi provokasi dari para perusuh, kata Marwan, tapi telah terjadi tindakan kekerasan oleh aparat kepolisian kepada massa aksi. Tindakan kekerasasn tersebut dapat dikategorikan sebagai pelanggaran hak asasi manusia (HAM). 

Tudingan tersebut bahkan ia sampaikan bukan hanya sebatas pernyataan. Marwan mengaku telah membawa surat ringkasan dan barang bukti yang tersimpan dalam flashdisk. Penyerahan barang bukti itu diharapkannya bisa ditindaklanjuti oleh DPR.